Liputan6.com, Jakarta -Â Tangisan ternyata tak sekadar simbol kesedihan saja, tetapi bagi sebagian orang di Jepang, menangis adalah salah satu terapi ampuh untuk menghilangkan beban atau stres dalam hidup. Terapi tersebut dijuluki rui-katsu, yang berarti mencari air mata.
Untuk mengikuti terapi ini, warga Jepang harus mendatangi guru terapi air mata profesional. Hidefumi Yoshida adalah salah satu guru terapi air mata di Jepang yang sudah menjalani profesinya selama tujuh setengah tahun. Dia sering mengadakan kelas atau seminar menangis bagi penduduk Jepang.
"Pekerjaan saya adalah untuk membuat orang merasa lebih baik melalui tangisan," ungkap Hidefumi dikutip dari wawancara BBC, 16 September 2020. "Saya telah membawa hampir 50 ribu orang menangis saat ini," lanjutnya.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan kerap menggunakan film, berbagai buku anak-anak, dan surat untuk membuat pengikut kelasnya meneteskan air mata. Beberapa orang bahkan akan menangis hanya dengan menonton pemandangan alam yang menawan.
Semua air mata itu dikeluarkan dengan tujuan utama menghilangkan stres atau perasaan tertekan dalam hidup. Namun, Hidefumi berkata tidak semua bentuk tangisan berhasil menghilangkan rasa stres, untuk itu butuh terlebih dahulu muncul rasa terharu dan emosional.
"Tangisan yang paling diinginkan adalah saat Anda terharu hingga meneteskan air mata. Kita tahu bahwa air mata (yang sifatnya) emosional akan bekerja dengan sangat baik untuk melepas stres," imbuhnya,
Semakin keras tangisan tersebut, maka akan semakin baik dan lega pula perasaan seseorang. Dikutip dari WebMD, 16 September 2020, Psikolog Klinis di UCLA, Stephen Sideroff mengatakan bahwa menangis dapat mengaktifkan sistem tubuh dengan cara yang sehat.
Beberapa studi juga menemukan bahwa air mata emosional mengandung tingkat hormon stres yang lebih tinggi daripada air mata basal (alias pelumas) atau air mata refleks (yang terbentuk saat ada sesuatu di mata Anda). Air mata emosional juga mengandung lebih banyak mangan yang mengatur suasana hati daripada jenis lainnya.
"Stres mengencangkan otot dan meningkatkan ketegangan, jadi saat Anda menangis Anda melepaskan sebagian darinya," kata Sideroff. "(Menangis) mengaktifkan sistem saraf parasimpatis dan mengembalikan tubuh ke keseimbangan."
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kesulitan Orang Jepang
Begitu pula yang dipercayai Hidefumi, setelah menjadi terapis dan melakukan praktik menangis satu kali seminggu, ia merasa sistem imunnya meningkat dan jarang masuk angin seperti sebelumnya.
"Saya pikir sebenarnya orang Jepang memiliki kecenderungan mudah mengangis. Literatur klasik kami mengandung banyak referensi tentang menangis," ucap Hidefumi. Namun, baginya saat ini banyak orang Jepang yang menahan tangisannya karena sejak kecil mereka dididik untuk tidak mudah menangis. "Alhasil, kami tumbuh dan belajar menjadi lebih tertutup," tambahnya.
Hal itulah yang menyebabkan mereka sering jatuh sakit dan stres. Beberapa kliennya menyangkal diri sendiri dan yang lainnya memiliki beragam permasalahan hidup. Semua itu karena kebanyakan orang Jepang beranggapan bahwa menangis adalah hal yang negatif.Â
Mika Nakamura, salah satu partisipan meragukan kemampuan menangisnya. "(Awalnya) saya tidak yakin jika saya benar-benar bisa menangis. Saya terkejut mendapati diri saya dipenuhi dengan emosi, dan menangis hingga titik di mana itu menyakitkan," katanya kepada BBC. "Setelah itu, saya merasa segar seolah-olah sedang mandi," lanjutnya.
Hidefumi percaya bahwa tangisan mengungkapkan bagian diri yang sebenarnya, dan ia ingin orang melakukan itu. "Saya kira rui-katsu membantu hidup Anda lebih baik lagi. (Rui-katsu) juga memiliki manfaat spiritual, banyak orang mencapai pencerahan (atas diri mereka)," katanya.
"Penting untuk memikirkan tentang kenapa orang menangis. Memiliki waktu untuk memikirkannya dapat menjadi suatu momen yang memuaskan dalam hidup seseorang," tutupnya. (Brigitta Valencia Bellion)
Â
Advertisement