Sukses

Luncurkan Buku Masak Pertama, Pemeran Aladdin Ungkap Awal Mula Jadi Vegan

Sudah lima tahun terakhir, Mena Massoud, pemeran Aladdin, menjadi vegan

Liputan6.com, Jakarta - Pemeran Aladdin, Mena Massoud, baru saja meluncurkan buku memasak pertamanya. Lewat Evolving Vegan, sang aktor mengaku tak berniat mengajak orang untuk menjadi penganut vegan sepertinya.

"Aku mengatakan pada orang-orang untuk memakan lebih banyak bahan nabati. Itu pada dasarnya seserhana yang bisa aku sampaikan, hanya lebih banyak makan bahan nabati, itu akan bermanfaat bagimu, bagi kesehatanmu, bagi lingkungan, dan bagi hewan-hewan," ujarnya, dikutip dari Huffington Post, Minggu, 20 September 2020.

Buku tersebut diluncurkan pertama kali pada 15 September 2020. Masssoud mendedikasikan buku tersebut untuk ibunya, Gorgit, yang menjadi sumber kekuatan dalam hidup lelaki kelahiran Kairo dan besar di Markham, Ont, Mesir.

"Saat tumbuh, aku makan segalanya yang bisa kau bayangkan, lapisan perut, usus, kuku sapi, ginjang, hati - aku bahkan mencoba otak. Jadi pada dasarnya segala yang kau bayangkan, aku mencoba, karena semua itu ada dalam makanan Mesir," tutur dia.

Meski begitu, ia juga menyantap sederet sayuran, termasuk okra, kacang-kacangan, bungcis, terung, dan banyak falafel (sejenis pastel sayuran), yang tersedia di rumahnya. Sebagai penganut Kristen Koptik, Mena mengaku juga terbiasa menjalani pola makan vegan selama tiga bulan dalam setahun karena pada Natal dan Paskah, ia tak memakan produk berbahan hewani.

Namun, baru lima tahun terakhir, bintang Reprisal itu memutuskan sepenuhnya menjadi vegan. Perubahan itu terjadi secara bertahap. Mena mengungkapkan pertama-tama, ia mengurangi daging merah, kemudian berhenti menyantap telur, dan selanjutnya tak lagi memakan ayam.

"Dan seterusnya sampai aku di titik di mana aku merasa aku tak perlu makan daging lagi," ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Patahkan Stigma

Mena mengatakan keputusannya menjadi vegan juga hendak mematahkan stigma yang berkembang. Menurutnya, selama ini, daging selalu diidentikkan dengan maskulinitas. Hal itu terlihat dari sejumlah iklan makanan berbahan daging merah yang kerap menampilkan laki-laki sebagai bintang iklannya.

"Ketika Anda melihat iklan (brand restoran cepat saji), daging panggang dan barbekyu, itu menargetkan para lelaki sehingga ada stigma pada lelaki yang menjadi vegan," ucapnya.

Padahal, menjadi vegan terbukti membuat perasaannya lebih ringan dan memiliki lebih banyak energi. Ia juga mengaku hasil latihannya di gym menunjukkan perkembangan positif. 

"Dan aku juga tahu dampak lingkungannya yang positif dengan tidak memakannya," imbuh dia.

Ia meyakini ke depan, seluruh orang akan bergerak menjadi vegan. Banyak faktor yang mendasarinya, seperti keterbatasan stok daging sapi dan pandemi, serta semakin banyak produsen pangan besar yang meluncurkan makanan vegan. (Vriskey Herdiyani)