Sukses

Qantas Tawarkan Penerbangan Tanpa Tujuan, Peminatnya Membludak

Penerbangan tanpa tujuan canangan Qantas ini bakal berlangsung selama tujuh jam.

Liputan6.com, Jakarta -  Pandemi Covid-19 membuat banyak negara melakukan pembatasan wilayah, sehingga banyak penerbangan yang ditutup. Padahal sebelum pandemi, sebagian besar orang melakukan penerbangan sebagai cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan lebih cepat.

Kini dengan tiarapnya dunia penerbangan dan banyak maskapai yang beroperasi secara terbatas, berbagai inovasi pun ditelurkan. Alhasil, sejumlah maskapai melakukan sederet upaya agar tetap bisa terbang.

Maskapai Australia, Qantas, misalnya. Pihaknya mengumumkan penerbangan selama tujuh jam tanpa tujuan. Maskapai ini hanya akan berputar di sekitar Queensland, Gold Coast, New South Wales, dan wilayah pedalaman terpencil Australia.

Dari atas, para penumpang bisa melihat ragam atraksi terkenal di Australia. seperti Sydney Harbour dan Great Barrier Reef. Selain itu, akan ada tamu kejutan yang didatangkan dari kalangan selebritas.

Dilansir dari laman CNN, Senin, 21 September 2020, penerbangan akan dilakukan dengan pesawat Boeing 787 Dreamliner Qantas. Dreamliner terkenal dengan jendelanya yang besar, sehingga sangat ideal untuk bertamasya dari ketinggian 30 ribu kaki.

Harga tiket penerbangan tanpa tujuan dibanderol antara 787 dolar Australia (Rp8,5 juta) sampai 3.787 dolar Australia (Rp40 juta) tergantung kelas tempat duduk di pesawat. Dalam penerbangan perdana pada 17 September 2020, 134 kursi yang tersedia langsung ludes terjual hanya dalam waktu 10 menit.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Sudah Jadi Tren

Apa yang dilakukan oleh Qantas bukanlah hal yang pertama, karena penerbangan ini sepertinya sudah jadi tren. Sebelumnya, EVA Air yang berbasis di Taiwan juga sudah lebih dulu melakukan hal serupa. Mereka menawarkan perjalanan dengan pesawat jet A330 Dream bertema Hello Kitty.

Sementara itu, All Nippon Airways (ANA) juga mengoperasikan penerbangan wisata singkat di Jepang. Para penumpang mendapat pengalaman layaknya resor di Hawaii. Pada 19 September 2020, penerbangan juga akan dilakukan dari Bandara Taipei menuju Pulau Jeju, Korea Selatan.

Dalam penerbangan tersebut, akan ditawarkan beragam kuis dan masakan lokal.

Singapore Airlines juga sedang mempertimbangkan hal yang sama pada Oktober mendatang. Namun, hal ini masih dalam tahap pembicaraan.

Dari perspektif lingkungan, penerbangan tanpa tujuan berpotensi menimbulkan perdebatan dan kontroversi. Salah satunya penggunaan bahan bakar yang tak diperlukan.

Meski begitu, dalam beberapa penelitian, ditemukan kemungkinan penularan Covid-19 di dalam pesawat terbilang cukup rendah. Penyebab utaramua adalah sistem ventilasi udara. Ditambah, semua maskapai penerbangan telah menerapkan protokol kesehatan ketat yang harus ditaati.