Sukses

Serba-serbi Hari Bahasa Isyarat Internasional 2020 yang Harus Anda Tahu

Setiap tahunnya, Hari Bahasa Isyarat Internasional diperingati pada 23 September dengan pilihan tema berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dalam perwujudan penuh hak asasi manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional setiap 23 September. Perayaannya pun menyoroti berbagai layanan dalam bahasa isyarat, seperti pendidikan berkualitas untuk perkembangan dan pertumbuhan para teman tuli.

Melansir laman India Today, Rabu (23/9/2020), di masa pandemi COVID-19, Hari Bahasa Isyarat Internasional 2020 mengusung tema "Bahasa Isyarat untuk Semua Orang." Karenanya, partisipasi banyak pihak untuk menormalkan bahasa isyarat dalam keseharian gencar disuarakan.

Aplikasinya bisa beragam dan didorong dilakukan secara aman, mengingat penyebaran virus SARS-CoV-2 masih berlangsung di banyak negara. Acara-acara virtual pun diusung dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat.

Hari Bahasa Isyarat Internasional sendiri pertama kali diperingati di seluruh dunia pada 23 September 2018 bertema "Dengan Bahasa Isyarat, Semua Orang Masuk Hitungan". Hari itu dirayakan sebagai bagian dari Pekan Tuli Internasional yang berlangsung 24--30 September.

Pekan Tuli Internasional dirayakan perdana pada September 1958. Sejak itu, penyelenggaraannya berkembang jadi gerakan persatuan teman tuli secara global dengan banyak agenda yang disusun secara kreatif.

Bahasa isyarat dijelaskan sebagai bahasa alami yang lengkap, kendati secara struktural berbeda dari bahasa lisan. Ada juga bahasa isyarat internasional yang digunakan para teman tuli dalam pertemuan internasional dan secara informal saat bepergian, serta bersosialisasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Apa Itu Bahasa Isyarat?

Bahasa isyarat adalah salah satu bentuk bahasa visual menggunakan gerakan tangan dan bahasa tubuh untuk menyampaikan makna. Banyak orang tercatat telah menggunakan gerakan visual untuk mengekspresikan diri jauh sebelum bahasa isyarat formal dibuat.

Menurut Federasi Tuna Rungu Dunia, ada sekitar 72 juta orang teman tuli di seluruh dunia. Lebih dari 80 persen dari mereka tinggal di negara berkembang. Secara kolektif, mereka menggunakan lebih dari 300 bahasa isyarat yang berbeda.

Pengusaaan bahasa isyarat tetap dianggap penting walau tak sedikit teman tuli bisa membaca gerak bibir orang lain saat berbicara. Namun, kasus tersebut biasanya tak berlaku bagi mereka yang sudah tak bisa mendengar sedari lahir atau berusia sangat muda.