Sukses

Hari Badak Sedunia, Apa Saja Langkah Konservasi Badak Jawa?

Per Agustus 2020, ada 74 individu badak jawa yang menghuni Taman Nasional Ujung Kulon.

Liputan6.com, Jakarta - Jangan sampai hanya jadi cerita, langkah-langkah strategis pun dipaparkan di momen Hari Badak Sedunia guna melestarikan eksistensi badak jawa. Terhitung pada Agustus 2020, dengan penemuan dua anak badak jawa pada Mei dan Juni lalu, total ada 74 individu yang menghuni Taman Nasional (TN) Ujung Kulon.

Anggodo selaku Kepala Balai TN Ujung Kulon menjelaskan, persebaran fauna endemik kawasan tersebut berada di wilayah semenanjung. Kendati, pihaknya tengah mengupayakan area persebaran lebih luas untuk melindungi badak jawa, terutama dari bencana alam, mengingat lokasinya dekat Selat Sunda dan Gunung Anak Krakatau.

"Kami juga terus memantau populasi dengan memasang camera trap di area badak jawa sering terlihat," katanya dalam webinar "Rhino World Day: Apa Kabar Badak Jawa?" Selasa, 22 September 2020.

Kemudian, pengayaan tanaman pakan badak pun terus dilakukan, di samping tetap mengoptimalisasi padang rumput. "Kami pun memberdayakan masyarakat desa penyangga dalam upaya konservasi badak jawa," tambah Anggodo.

Koordinator Rhino Monitoring Unit (RMU), Muhammad Syamsudin, menambahkan bahwa monitoring badak jawa tahun ini semuanya sudah berbasis resor. Pemasangan camera trap pun dilakukan dengan grid 2 km x 2 km untuk satu kamera.

"Di 2019 pemantauan dilakukan di ukuran grid 1 km x 1 km di semenanjung Ujung Kulon. Tapi, pelebaran area dilakukan untuk menjawab perluasan habitat hingga ke Gunung Honje dan Gunung Payung," katanya di kesempatan yang sama.

Pada kasus-kasus, seperti lokasi penemuan anak badak, penjagaan pun akan diperketat demi memastikan keberlangsungan hidup generasi selanjutnya dari badak jawa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Wacana Pengadaan Suaka Badak

Anggono menjelaskan, dalam upaya memperluas area persebaran badak jawa, pihaknya telah membersihkan lanskap supaya hewan tersebut mau bergerak ke arah timur. "Kami bakal sediakan tempat badak berkubang dan sumber air yang dibuat tahun depan, pun dengan suaka badak," tuturnya.

Suaka badak ini dimaksudkan membantu proses pembiakan badak jawa yang selama ini masih berlangsung selama alami. Dalam sokongannya, ada pula analisa DNA untuk mengidentifikasi ciri khas maupun karakter dari masing-masing individu badak jawa di TN Ujung Kulon.

Identifikasi pun tak kalah penting dalam pelestarian badak jawa. Ada beberapa metode yang dilakukan, menurut  Yayus Firdaus selaku Staf Pengendali Ekosistem Hutan TN Ujung Kulon, di mana kebanyakan memanfaatkan rekaman camera trap.

"Lalu, salah satu cara identifikasinya pakai metode album. Jadi, rekaman camera trap disamakan dengan foto sebelumnya supaya kelihatan perkembangan setiap badak jawa. Karena walau sekilas mirip, sebenarnya ada ciri berbeda dari tiap individu badak jawa," katanya.

Kemudian, identifikasi dilanjutkan dengan menggabungkan badak jawa dengan ciri yang sama. Klasifikasinya entah dilihat dari bentuk tubuh, telinga, maupun cula. "Kami punya database dari 2012 buat bantu identifikasi badak jawa," ucap Yayus.

Terlepas dari upaya-upaya tersebut, pihaknya pun terus mendorong publik untuk berperan menjaga eksistensi badak jawa. "Ini tinggal satu-satunya, hanya kita yang punya. Kalau kita tidak bisa jaga, dunia akan kehilangan badak jawa," tandas Anggono.