Sukses

Menilik Pentingnya Peran Guru Bertalenta Digital

Kemajuan teknologi turut menggiring digitalisasi dalam bidang pendidikan dan guru, sebagai pelaku yang terlibat di dalamnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi turut membawa beragam perubahan dalam konsep menjalani kehidupan dan penunjang di dalamnya. Digitalisasi juga berdampak sangat besar dalam suntikan ilmu di dunia pendidikan dan juga pentingnya keterlibatan guru dengan talenta digital.

Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti menyebut, digitalisasi telah masuk ke semua lini kehidupan, baik dari bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, pertanian, hingga perdagangan. Lini-lini tersebut selalu terkoneksi dengan digitalisasi sebagai basis dalam kehidupan masa kini.

"Kementerian Kominfo yang bertanggung jawab terhadap digitalisasi termasuk infrastruktur, konektivitas internet, termasuk talenta digital ini, maka sejak tiga tahun terakhir kami menyelenggarakan Digital Talent Scholarship (DTS)," kata Niken dalam bincang daring "Transformasi Guru di Era Industri 4.0", Rabu (23/9/2020).

Niken melanjutkan, adapun program ini digelar untuk berbagai tingkatan, mulai dari sekolah vokasi, lulusan sekolah kejuruan, mahasiswa, lulusan S1, hingga tingkat advance. DTS juga diperuntukkan bagi para guru dan transformasi digital yang diharapkan Indonesia tak hanya jadi pasar bagi talenta asing.

Kementerian Kominfo juga akselerasi dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan multinasional atau internasional. Awalnya terdapat sinergi dengan Sisco hingga Google untuk membuat kurikulum.

"Kementerian Kominfo punya beberapa program khusus untuk guru dan generasi muda agar tercipta pemimpin-pemimpin yang nantinya paham digitaliasasi, yaitu program Digital Leadership Academy, Digital Talent Scholarship, SiBerkreasi untuk guru, ada Coding Teacher Academy, ini program pelatihan pengembangan SDM dalam materi coding yang ditujukan pada 2 ribu guru," kata Niken.

CEO dan Founder Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Foundation Veronica Colondam mengatakan, kemampuan guru sangat penting di industri 4.0. Hal ini agar semua orang di zaman berbasis teknologi dapat mengadopsi keterampilan abad ke-21 (21st Century Skills), yakni critical thinking, creativity, collaboration, dan communication.

"Ini semua yang bisa membantu untuk membangun anak-anak muda menjangkau versi terbaik dari diri mereka dan jadi kebanggaan untuk bangsa dan tentunya membawa kesejahteraan untuk dia," kata Veronica.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Implementasi Program

Veronica melanjutkan, guna mendukung komitmen itu, YCAB mencanangkan program Guru Digital bersama Garena dan Yayasan Generasi Maju Berkarya. Mereka yang terlibat di dalamnya adalah para profesional di bidang IT yang membantu membangun kurikulum IT.

"Kita mau kick-off program untuk guru karena penting banget untuk guru sendiri perlu meningkatkan pengetahuan teknis digital supaya bisa mengajar dengan benar, murid perlu diberi fondasi 21st Century Skills yang 4C itu. Bukan muridnya saja, tetapi guru juga harus kreatif, collaboration, punya critical thinking," jelasnya.

Guru Digital telah dipersiapkan sejak Mei 2020, di mana pelatihannya sejak Agustus 2020--Juli 2021. Program ini menargetkan peserta sebanyak 1.000 guru yang tersebar di lima provinsi, yakni DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Pelatihan dilaksanakan lewat metode online selama empat hari yang meliputi tanya jawab, diskusi kelompok, serta kuis. Tak hanya itu, peserta diberikan informasi terlebih dahulu melalui mini workshop untuk memperkenalkan konten dan aplikasi yang digunakan serta diberikan sesi pendampingan bersama trainer untuk membahas tugas-tugas yang diberikan.

Sementara, Sekretaris Jenderal Federasi Guru TIK dan KKPI Nasional Imron Rosadi mengungkapkan, pihaknya menyadari perubahan teknologi yang kian pesat. "Kita sebagai guru TIK sebagai barometer di masing-masing sekolah. Maju tidaknya sekolah di bidang IT tergantung dari guru," jelasnya dalam kesempatan yang sama.

Ditambahkan Imron, secara konsep, apa yang pihaknya lakukan di organisasi telah beberapa kali belajar mandiri. "Tidak hanya menjemput bola, kita membuat bola, istilahnya mengadakan pelatihan-pelatihan internal untuk menyiapkan metode-metode pembelajaran baru," ungkapnya.