Sukses

Jepang Siapkan Tunjangan Pengantin Baru Sebesar Rp84 Juta

Jepang siap memberi hadiah bagi pasangan yang menikah mulai April 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan di Jepang yang menikah mulai April 2021 dapat menerima hingga 600 ribu yen atau setara Rp84 juta untuk membayar sewa dan biaya lain saat memulai hidup baru. Uang tersebut akan diberikan pada penduduk kota yang mengadopsi program dukungan pengantin baru Jepang.

Saat ini, angka kelahiran sangat rendah di Negeri Matahari Terbit. Maka dari itu, pemerintah berupaya meningkatkan jumlah pernikahan dengan memberi tunjangan pada lebih banyak pasangan, seperti dilansir dari laman Japan Times, Rabu, 23 September 2020.

Syaratnya, baik suami maupun istri, harus berusia di bawah 40 tahun pada tanggal pernikahan yang terdaftar. Kemudian, mereka memiliki pendapatan gabungan kurang dari 5,4 juta yen.

Program pengantin baru Jepang tersebut meliputi 281 kota madya atau 15 persen dari semua kota besar, kota kecil, dan desa di Jepang, yang telah mengadopsi program tersebut pada Juli 2020. Demi meningkatkan angka kelahiran, pemerintah akan menanggung dua pertiga dari biaya pernikahan dari fiskal 2021.

Pasangan pengantin yang sudah menikah umumnya memiliki dua anak. Rekor kelahiran terendah tercatat pada 2019 dengan kelahiran 865 ribu bayi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ringankan Biaya

Insentif ekonomi dianggap efektif mendorong orang menikah karena pria lajang usia 25 hingga 34 tahun mencapai 29,1 persen. Sedangkan, wanita lajang mencapai 17,8 persen. Mereka mengatakan kurangnya dana sebagai alasan tak menkah dalam survei National Institute of Population and Social Security Research pada 2015.

Program tersebut telah diumumkan pada calon pasangan pengantin yang berencana menikah tahun depan. Program ini tentu akan membantu pasangan yang memiliki sedikit kesulitan keuangan karena tingginya biaya hidup.

Pihak pemerintah Jepang berusaha meningkatkan angka kelahiran dengan memberi kemudahan bagi pasangan yang hendak menikah. Selama ini, masyarakat Jepang cenderung menikah di usia yang sudah tak produktif atau malah memilih tak menikah sama sekali.