Sukses

Awak Kabin Maskapai AS Tegur Penumpang yang Kenakan Buff di Pesawat

Kejadian ini viral di media sosial setelah awak kabin menegur seorang penumpang yang memakai buff, bukan masker.

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan masker jadi salah satu protokol kesehatan di masa pandemi, guna menekan transmisi virus corona Covid-19. Penerapan ini juga berlaku ketika berada di ruang publik, termasuk bagi mereka para penumpang pesawat.

Baru-baru ini, viral video yang menampilkan seorang awak kabin maskapai penerbangan Amerika Serikat (AS), Spirit Airlines yang menegur salah seorang penumpang. Hal ini dipicu karena penumpang tersebut mengenakan pelindung leher atau buff yang bermotif bendera AS.

Dilansir dari laman New York Post, Kamis, 24 September 2020, penumpang itu menolak untuk mengganti penutup wajahnya yang menurut awak kabin ilegal. Merasa tidak terima dengan teguran itu, pria tersebut merekam perdebatannya dengan sang awak kabin dan mengunggah ke media sosial.

Unggahan itu memicu maskapai penerbangan tersebut merilis pernyataan dan mengklarifikasi, bahwa hal itu mengikuti panduan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dalam video yang dibagikan ke Twitter, pria itu berulang kali meminta petugas untuk menunjukkan aturan yang dirilis oleh CDC terkait penggunaan penutup wajah.

"Saya tidak harus memakai masker yang Anda berikan," kata penumpang dalam video. "Saya memakai masker yang saya miliki. Saya telah menjalani 20 penerbangan dengan masker yang sama persis," lanjut penumpang pesawat itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Klarifikasi Maskapai

Sebelum awak kabin pergi, ia memberi tahu penumpang bahwa maskapai penerbangan akan meminta otoritas menunggu saat pesawat mendarat. Pada pekan lalu, maskapai penerbangan menanggapi konfrontasi itu.

"Keselamatan adalah prioritas nomor satu Spirit, itulah sebabnya kebijakan penutup wajah kami mematuhi pedoman CDC," kata maskapai tersebut.

"CDC memperingatkan bahwa gaiter mungkin tidak efektif, itulah sebabnya kami meminta tamu untuk menggandakan pelindung leher sehingga memiliki lapisan ganda dan menutup dagu, atau untuk beralih ke penutup wajah standar dengan tali di telinga," lanjut mereka.

Spirit Airlines mneyebut penumpang itu menolak untuk menggandakan gaiter-nya atau memakai masker alternatif. Mereka juga membantah bahwa pria tersebut menjadi sasaran karena desain gaiter.

"Spirit Airlines dengan bangga menyambut siapa pun di dalam pesawat yang ingin menunjukkan kebanggaan mereka dengan bendera Amerika pada penutup wajah yang sesuai dengan kebijakan kami," jelas mereka. (Vriskey Herdiyani)