Sukses

Airbus Rilis 3 Konsep Pesawat Terbang Komersial Bebas Emisi

Pesawat terbang komersial bebas emisi ini dijadwalkan mulai terbang pada 2035 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan mengadopsi konsep berkelanjutan jadi agenda penting untuk lebih banyak orang dari waktu ke waktu. Mengakomodasi permintaan, Airbus merilis tiga konsep pesawat terbang komersial tanpa emisi pertama di dunia.

Mengutip laman Lonely Planet, Jumat (25/9/2020), masing-masing konsep mewakili pendekatan berbeda untuk mencapai gol penerbangan tanpa emisi. Rencananya, pesawat-pesawat ini bakal mulai terbang pada 2035.

Airbus dilaporkan telah mengeksplorasi berbagai jalur teknologi dan konfigurasi aerodinamis, namun berujung mengandalkan hidrogen sebagai sumber tenaga utama. Pihaknya yakin pemanfaatannya menjanjikan bahan bakar penerbangan yang bersih.

Juga, menganggap penggunaan hidrogen sebagai solusi bagi sektor penerbangan dan banyak industri lain untuk memenuhi target netral iklim.

Konsep pertama pesawat terbang ini menyertakan desain turbofan yang dapat menampung antara 120 hingga 200 penumpang. Unit-unitnya mampu beroperasi secara transkontinen dan didukung mesin turbin gas yang dijalankan dengan hidrogen.

Hidrogen cair akan disimpan dan didistribusikan melalui tangki di belakang sekat tekanan belakang pesawat terbang. 

Konsep kedua adalah desain turboprop yang dirancang untuk menampung hingga 100 penumpang menggunakan mesin turboprop. Pengoperasiannya juga didukung pembakaran hidrogen dalam mesin turbin gas yang dimodifikasi. Konsepnya menjadikan pesawat ini dinilai sebagai pilihan sempurna untuk perjalanan jarak pendek.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Butuh Kolaborasi Banyak Pihak

Konsep ketiga dari pesawat komersial bebas emisi adalah desain blended-wing body, di mana sayap menyatu dengan badan utama pesawat dengan jangkauan mirip konsep turbofan. Badan pesawat yang sangat lebar membuka banyak opsi untuk penyimpanan dan distribusi hidrogen.

Juga, bermanfaat untuk tata letak kabin. Unit pesawat ini diperkirakan bisa menampung hingga 200 penumpang.

Menurut Airbus, bandara akan membutuhkan transportasi hidrogen yang signifikan dan infrastruktur pengisian bahan bakar guna memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari pesawat konsep ini.

"Transisi ke hidrogen sebagai sumber tenaga utama untuk pesawat konsep ini akan membutuhkan tindakan tegas dari seluruh ekosistem penerbangan," kata CEO-nya, Guillaume Faury. "Dengan dukungan pemerintah dan mitra industri, kita dapat menghadapi tantangan ini untuk meningkatkan energi terbarukan dan hidrogen demi masa depan industri penerbangan yang berkelanjutan."