Liputan6.com, Jakarta - Sejak beberapa tahun terakhir, L’Oréal berupaya mempercepat transformasi mereka menjadi bisnis yang berkelanjutan. Sejalan dengan hal itu, Garnier, salah satu brand kecantikan yang berada di bawahnya meluncurkan program Garnier Green Beauty dengan misi utama mendaur ulang limbah plastik.Â
Berdasarkan data World Economic Forum pada April 2020 lalu, Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik per tahun, dan terus meningkat sebanyak lima persen setiap tahun yang sebagian besar berakhir di laut. Pemerintah saat ini tengah merencanakan akan mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen dalam lima tahun mendatang, dan 100 persen bebas polusi plastik di tahun 2040.
Advertisement
Baca Juga
Program daur ulang sampah plastik itu dijalankan bersama eRecycle. "Alam selalu menjadi dasar Garnier, dan kami merasa sangat bertanggung jawab untuk mempercepat transformasi demi menciptakan kecantikan yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia," ujar Manashi Guha, Manajer Umum Divisi Produk Konsumen L’Oréal Indonesia dalam konferensi pers virtual, Rabu, 30 September 2020.
Berkerja sama dengan PT Multi Inti Digital Lestari dengan aplikasi eRecycle, masyarakat diajak untuk memilah dan mengumpulkan sampah plastik dari rumah masing-masing. Kemudian, masyarakat dapat mengumpulkan sampah plastik secara online dan offline untuk didaur ulang.
"Aplikasi ini dapat mempermudah konsumen memilah sampah mereka, dan dapat dikumpulkan secara online dengan proses penjemputan sampah ke rumah, atau secara offline di 19 gerai yang tersebar di cabang supermarket Hero dan Giant Jakarta," ungkap Dicky Wiratama, Co-Founder and Business Head eRecycle.
Garnier dan eRecycle berharap program daur ulang yang mereka kerjakan bersama itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam skala besar dan lebih mudah diakses. Program tersebut menargetkan generasi muda sebagai kelompok masyarakat utama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pentingnya Peran Generasi Muda
Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), Novrizal Tahar turut menyambut baik program tersebut. Menurutnya, program daur ulang itu merupakan bentuk respons dan komitmen yang progresif dari produsen yang sejalan dengan Peraturan KLHK RI Nomor P.75/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
"Tentu kita tahu bahwa sustainability menjadi sebuah misi kehidupan pembangunan dunia sekarang, kalau kita tidak berpikir sustain mungkin kehidupan bisa jadi shut down karena akan terjadi masalah atau bencana lingkungan," katanya.
Novrizal juga menyampaikan bahwa saat ini mulai banyak konsumen yang sadar akan isu pencemaran lingkungan dan turut berupaya menjadi konsumen yang lebih cerdas dengan gaya hidup berkelanjutan, terutama generasi milenial yang memiliki peran besar dalam masyarakat saat ini. Ini pula yang menggerakkan aktris Chelsea Islan dan Joe Taslim sebagai generasi muda untuk turut mengurangi konsumsi sampah plastik dan menerapkan pola hidup ramah lingkungan.
Bagi mereka berdua, tak hanya pemerintah atau produsen saja, para konsumen juga wajib ikut mengurangi pemakaian plastik dan ikut serta mendaur ulangnya. "Selama aku banyak di rumah, aku jadi sadar sampah domestik dan organik meningkat, ketika belanja online juga ada sampah kemasan. Aku dari dulu juga sudah mencoba mendaur ulang sampah plastik, dan dengan eRecycle, menurut aku nggak ada alasan buat kita untuk tidak melakukan recycling dari rumah," tutur Chelsea.
Joe Taslim, juga selaku Garnier Brand Ambassador juga mengaku pentingnya kolaborasi dalam setiap tindakan mengurangi sampah itu sendiri yang mana dapat dilakukan mulai dari kegiatan sehari-hari, seperti penggunaan botol minum isi ulang, dan pengurangan pemakaian plastik lainnya. "Ini adalah tanggung jawab kita semua rakyat Indonesia yang terlibat dalam penggunaan plastik dan distribusinya ke laut, jadi ini adalah transformasi yang harus dilakukan dengan kolaborasi bersama," ujarnya menambahkan. (Brigitta Valencia Bellion)
Advertisement