Liputan6.com, Jakarta - Pada momen Hari Batik Nasional yang dirayakan pada 2 Oktober 2020 lalu, desainer kondang Didiet Maulana mengajak publik untuk merenung. Didiet mengatakan itu agar Hari Batik Nasional benar-benar memberi perubahan nyata untuk kehidupan pembatik.
Dalam unggahannya itu, Didiet Maulana mengungkapkan bahwa satu per satu pembatik dan pengusaha batik gulung tikar. Mereka tidak sanggup meneruskan usahanya.
Advertisement
Baca Juga
"Terkadang yang ada di permukaan tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya. Pengusaha batik mati2an menjual aset mereka agar pembatiknya bisa hidup. Mulia sekali," tulis Didiet dalam akun Instagram pribadinya, 1 Oktober 2020.
Ia mempertanyakan apakah Hari Batik Nasional akan berakhir sebagai unggahan semata. Ataukah betul-betul memberi angin segar perubahan untuk para pembatik dan pengusaha batik?
"Untuk kali ini, mari kita sisihkan uang untuk membeli batik (yang bukan printing), harganya mulai dari 100 ribuan. Agar Hari Batik tidak hanya berakhir sebagai keriuhan hashtag semata," lanjut Didiet Maulana.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Beli Karya Pembatik
Bagi Didiet Maulana, Hari Batik Nasional sedianya tidak hanya dirayakan dengan pesta unggahan memakai batik atau pesta hashtag cinta batik. "Tetapi sangat indah apabila kita bisa mensupport membeli karya para pembatik. Bisa dilihat postingan saya dimana para juragan batik ikut komentar. Thanks, Guys!" kata Didiet.
Unggahan Didiet tersebut mendapat banyak apresiasi dari warganet. Mereka ikut memberikan komentar terkait batik.
"walau aq tinggal d luar negri... aq slalu minta mamaku buat beli batik n dikirim ke hongkong bahkan kelompok pengajian disini jg seragamnya pakai batik...kami sering pakai batik dr lasem n pekalongan mas karna motifnya keren2," komentar seorang warganet.
"Semangat ...... aq selalu belanja batik di jogja langsung," tulis warganet yang lain. "Setuju," imbuh follower Didiet yang lainnya.
Advertisement