Sukses

Detail Aturan Travel Bubble Antara Australia dan Selandia Baru

Aturan travel bubble ini membuat warga Selandia Baru bisa pergi ke dua negara bagian Australia.

Liputan6.com, Jakarta - Pengaturan travel bubble antara Selandia Baru dan Australia kembali jadi isu yang menyeruak. Melansir laman Lonely Planet, Senin, 5 Oktober 2020, warga Selandia Baru telah diizinkan melakukan perjalanan ke dua negara bagian Australia mulai 16 Oktober mendatang.

Rencananya, jaringan ini bakal dibuka lebih lebar di momen perayaan Natal. Pada April, yakni saat Selandia Baru dan Australia mulai mengangkat aturan pembatasan wilayah setelah melaporkan penurunan dramatis infeksi virus corona baru, muncul dugaan kedua negara akan melanjutkan pariwisata dalam sistem travel bubble.

"Gelembung" ini akhirnya akan melihat perbatasan antar negara tetangga dibuka kembali untuk perjalanan non-esensial. Namun, wabah tambahan di Melbourne yang mendorong keadaan darurat di Victoria mendorong rencana itu lebih jauh.

Sekarang, kebijakan ini kembali ke "meja" dengan Wakil Perdana Menteri Australia, Michael McCormack, mengumumkan bahwa pemerintah akan mengizinkan warga Selandia Baru melakukan perjalanan ke New South Wales dan wilayah utara per pertengahan Oktober.

Syaratnya, mereka belum memasuki hotspot COVID-19 dalam 14 hari sebelum perjalanan. "Ini adalah tahap pertama yang kami harap dapat dilihat sebagai Trans-Tasman bubble antar kedua negara," kata McCormack, seperti dilaporkan 7 News Australia.

Di bawah perjanjian baru, mereka yang bepergian dari Selandia Baru ke dua negara bagian Australia tak perlu melakukan karantina. Namun, warga Selandia Baru yang kembali harus dikarantina saat tiba di rumah.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Enggan Terburu-buru

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan, perbatasan negara itu tak akan dibuka secepat tetangganya, lapor Radio New Zealand. "Melakukannya terlalu dini berisiko kehilangan semua kebebasan yang sudah kami miliki dalam ekonomi kami," katanya.

Ardern dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pertama kali merilis pernyataan bersama terkait travel bubble dan menyebut mulai membangun sistem tersebut segera setelah aman untuk melakukannya.

"Kami perlu berhati-hati saat melanjutkan prakarsa ini. Tak ada negara yang ingin melihat virusnya pulih kembali sehingga pentingnya menjamin keamanan setiap zona perjalanan. Melonggarkan pembatasan perjalanan pada waktu yang tepat jelas akan menguntungkan kedua negara," ungkapnya.