Sukses

Kontroversi Kutipan Hadis di Fashion Show Koleksi Lingerie Lini Busana Rihanna

Semula, fashion show koleksi lingerie lini busana Rihanna ini dipuji karena menampilkan tipe tubuh dan etnis berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Virtual fashion show untuk koleksi lingerie lini busana milik Rihanna, Savage X Fenty, telah terselenggara pada Jumat, 2 Oktober 2020. Di antara riuh pertunjukan musik dan koreografi terkoordinasi, ada komponen lain yang memicu gelombang protes publik.

Melansir laman Time, Selasa (6/10/2020), pertunjukan tersebut menggunakan Doom, sebuah lagu karya produser musik Coucou Chloe yang mengambil kutipan hadis. Setelah banjir kritik di media sosial selama akhir pekan, Chloe mengeluarkan pernyataan di Twitter-nya, Senin, 5 Oktober 2020.

Lewat kicauan tersebut, ia meminta maaf atas penggunaan sampel sabda Nabi Muhammad dan mengumumkan bahwa lagu tersebut akan dihapus dari semua streaming platform.

"Saya bertanggung jawab akan fakta bahwa saya tak sepenuhnya melakukan riset secara seharusnya dan berterima kasih pada kalian yang sudah meluangkan waktu menjelaskan perihal ini pada saya," begitu penggalan tweet-nya.

Audio hadis spesifik dalam sampel Doom dilaporkan telah dikaitkan dengan pengkhotbah Kuwait, Mishary bin Rashid Alafasy. Sementara, Rihanna dan Savage X Fenty tak menanggapi permintaan berkomentar terkait acara tersebut.

Berdasarkan laporan Independent, acara tahunan memperlihatkan koleksi lingerie tersebut dirilis di Amazon Prime dengan menampilkan jajaran model kenamaan, termasuk Bella Hadid dan Irina Shayk. Penyanyi Lizzo juga membintangi pertunjukan tersebut. Rihanna sempat dipuji karena menampilkan berbagai tipe tubuh dan etnis berbeda dalam fashion show tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bukan Pertama Kali Terjadi

Menurut Time, ini bukan pertama kalinya kultur Muslim untuk keperluan sekuler jadi kontroversi. Lady Gaga memicu wacana panas pada 2012 ketika mulai mengenakan pakaian mirip burqa di tengah rumor merilis lagu Burqa yang membuat pakaian tersebut terkesan seksual.

Kemudian, perancang busana Prancis, Marine Serre, dikritik karena mereknya berulang kali menggunakan motif bulan sabit, simbol yang sering dikaitkan dengan Islam. Juga, kedapatan mendesain penutup kepala yang secara estetika mirip hijab. Penutup kepala Serre mendapat kecaman sejak Prancis mulai memberlakukan larangan cadar atau penutup wajah pada 2011.

Sementara, pada Juli lalu, Rihanna dikritik karena tampilannya di sampul Harper's Bazaar China pada Agustus 2019, di mana ia terlihat mengenakan gaun biru cerah yang menampilkan lengan berlipit mengembang dan ikat pinggang merah cerah.

Penampilan pelantun Diamonds ini dijelaskan sama rumit dengan tata rambutnya yang meniru gaya tradisional Tiongkok. Di sana, alis Rihanna tertutup kilatan merah dan bibirnya diberi aksen warna merah tepat di tengah.

Harper's Bazaar China juga membagikan serangkaian gambar dari pemotretan di akun Instagram-nya, di mana terungkap bahwa ide di balik sampul tersebut adalah untuk menunjukkan bagaimana ikon gaya barat bertemu estetika timur. Meski majalah tersebut berbagi gagasan di balik gambar-gambar itu, banyak orang di media sosial menuduh publikasi dan penyanyi tersebut melakukan perampasan budaya.