Liputan6.com, Jakarta - Ada sansasi ngopi unik yang ditawarkan sebuah kedai kopi di Cirebon, Jawa Barat. Di sini, Anda bisa ngopi sembari melihat hamparan perkebunan mangga gedong gincu seluas 12 hektare.
Desa Sedong Lor di Cirebon, lokasi kedai kopi itu, memang dikenal sebagai kawasan penghasil mangga jenis gedong gincu. Namun, salah satu pemilik lahan perkebunan bernama Hendrik Nurwanto punya ide unik untuk mengembangkan potensi lahannya.
Advertisement
Baca Juga
“Awalnya, saya memang suka ngopi dan kebetulan juga mengelola perkebunan mangga. Jadi, terpikirlah untuk membuat Kopi Gincu yang konsepnya dekat dengan alam,” ujarnya saat dihubungi via telepon oleh Liputan6.com, Selasa, 6 Oktober 2020.
Hendrik mengaku, keterlibatannya dalam salah satu komunitas kopi jadi pendorong lain mendirikan kedai kopi di lahan perkebunan miliknya.
Kedai kopi ini terbilang luas dengan kapasitas pengunjung cukup banyak, yakni disediakan 50 meja di bangunan yang berbeda. Pengunjung bisa menikmati kopi sambil memandangi alam di sekitar dari dalam ruangan, maupun di meja-meja di luar ruang.
Jika ingin lebih dekat dengan alam, disediakan pula tempat duduk dan meja berkonsep perkemahan dengan tenda di bagian luar kedai kopi. Kendati demikian, rooftop selalu jadi sudut incaran pengunjung untuk berfoto sambil memandang perkebunan mangga dan menikmati pemandangan kota Cirebon.
“Kalau siang bisa lihat perkebunanya, dan city view juga jadi daya tarik utama kalau malam hari,” kata Hendrik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Memperkenalkan Perkebunan ke Milenial
Hendrik mengatakan, lewat kedai kopi miliknya, ia juga ingin mengenalkan dunia budi daya mangga dan jenisnya pada masyarakat, terutama generasi milenial. Baginya, saat ini sudah sangat jarang anak muda yang peduli dan paham tentang pertanian dan perkebunan.
“Minat masyarakat terhadap pertanian di Indonesia, seperti padi, sayurann, dan buah-buahan semakin berkurang. Jadi lewat Kopi Gincu, saya harap anak muda bisa kenal tentang bagaimana cara budi daya mangga dari awal hingga akhirnya bisa dikonsumsi,” ujar Hendrik.
Refleksinya, salah satu menu andalan di sana, yakni Kopi Gincu Signature, dikreasikan dengan mencampur olahan es kopi dengan sari mangga gedong gincu tersebut..
Ke depan, ia juga ingin menjadikan perkebunannya sebagai objek wisata yang dapat mengedukasi masyarakat. Nantinya, publik akan diajak melihat proses budi daya mangga dan mengenal beragam jenis mangga yang ada.
Rencana itu pun ternyata turut didukung pemerintah setempat untuk memajukan pariwisata di Kecamatan Sedong.
Advertisement
Wadah bagi Komunitas Lokal
Setiap Jumat malam, Kopi Gincu juga selalu menghadirkan komunitas tertentu dalam acara talk show atau kegiatan bincang-bincang lain. Kemudian, setiap malam minggu, bakal ada pentas musik akustik untuk menemani para pengunjung.
Hendrik mengatakan, kegiataan rutin itu ia adakan guna memberi kesempatan bagi komunitas lokal untuk berkumpul dan menjalin kebersamaan di kedai kopi milikinya. Oleh karena itu, banyak kegiatan yang dilakukan di kedai yang baru dibuka sejak 26 Agustus 2020 lalu itu.
“Saya ingin Kopi Gincu ini bisa jadi wadah buat berbagai komunitas lokal, seperti komunitas motor, musik, komunitas kopi, dan banyak lagi. Jadi, kami sangat welcome untuk itu,”ucapnya.
Selain suasana alam dan kegiatan komunitas yang menarik, menu mereka juga tak kalah bikin penasaran untuk dicicipi. Kopi Gincu menghadirkan beragam menu kopi, minuman non-kopi, makanan berat, dan kudapan yang dibanderol mulai dari Rp5 ribu hingga Rp50 ribu. Untuk menikmatinya, Anda dapat mengunjungi kedai ini setiap hari, mulai pukul 09.00 hingga 23.00 WIB. (Brigitta Valencia Bellion)