Sukses

Singapura Kembali Aktifkan Sektor MICE demi Selamatkan Pariwisata

Sebanyak 234 acara MICE atau pameran di Singapura harus ditunda karena dampak pandemi.

Liputan6.com, Jakarta -  Banyak negara, tak terkecuali Singapura, harus menahan dampak pandemi COVID-19 di bidang pariwisata. Meski belum sepenuhnya membaik, negara tetangga Indonesia ini perlahan berusaha bangkit kembali.

Aktivitas ekonomi di Singapura sendiri sudah berangsur pulih. Sejalan dengan hal tersebut, Singapore Tourism Board (STB) memutuskan akan menerima acara percontohan alias event pilot dalam kategori Meetings, Incentives, Conversation and Exhibition (MICE). Peserta MICE tentu akan tetap dibatasi, yaitu hanya sebanyak 250 peserta terhitung awal Oktober 2020.

Selain itu, proposal acara MICE akan ditinjau terlebih dulu oleh pihak STB dan Ministry of Trade and Industry (MTI) Singapura. Beberapa acara percontohan akan berlangsung melalui pengaturan ini, seperti konferensi Singapore International Energy Week (SIEW), yang akan diselenggarakan pada bulan ini.

Penyelenggara yang mendaftar untuk membuat acara percontohan MICE harus menunjukkan kemampuan mereka dalam menerapkan Safe Management Measures (SMM). Ini bermaksud memenuhi serangkaian standar protokol kesehatan dan keselamatan yang diharapkan.

Keputusan untuk menerima aplikasi penyelenggaraan acara percontohan MICE ini didasari Safe Business Events Framework yang dirancang dan diumumkan STB pada Juli 2020, yaitu acara bisnis dengan jumlah peserta hingga 50 orang. STB telah menerapkan kerangka kerja tersebut pada dua acara percontohan, di mana yang pertama telah berlangsung dengan sukses pada Agustus 2020.

Acara percontohan kedua yang direncanakan untuk terselenggara pada akhir September 2020 sudah mulai berjalan. Langkah ini juga mempertimbangkan peranan penting industri MICE sekaligus minat dan permintaan tinggi untuk pelaksanaan acara-acara bisnis yang sempat berhenti di awal pandemi.

Menurut Asisten Manager Singapore Tourism Board (STB) Johannes Stevano Rahardjo, di Singapura, sebanyak 234 acara MICE atau pameran yang harus ditunda karena dampak pandemi.

"Biasanya setiap tahunnya ada 500--700 acara MICE yang diadakan di Singapura dengan mendatangkan pengunjung internasional sekitar 400 ribu pengunjung. Namun, sejak pandemi, ada 234 acara yang harus ditunda," ungkapnya dalam webinar STB Indonesia MICE Forum 2020, Rabu, 7 Oktober 2020.

Ia menambahkan, industri ini kemungkinan bisa pulih kembali pada kuartal pertama 2021. Dengan syarat, para peserta pameran wisata harus menjalankan protokol kesehatan saat melakukan perjalanan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bantu Perhotelan dan Penerbangan

"Proses pemulihan industri ini juga butuh proses, tak bisa berubah drastis. Pemulihan diawali dengan menerapkan beberapa protokol kesehatan yang ketat. Kalau ini dijalankan dengan baik dan konsisten, pemulihan bisa berjalan lebih cepat," ungkap Rahardjo.

Dalam kesempatan yang sama, Kei Tan selaku Chief Executive STB juga meyakini, MICE merupakan salah satu sektor strategis yang aman untuk ekonomi Singapura.

"Hal ini juga dilakukan dalam upaya membantu mereka yang berada di sektor terkait, seperti perhotelan dan penerbangan. Tapi, kesehatan serta keselamatan publik tetap jadi prioritas utama kami. Kami telah bekerja sama dengan industri untuk membangun protokol ketat, serta mengembangkan cara baru dalam menyelenggarakan berbagai acara," terang Kei Tan.

"Semoga acara dan solusi percontohan ini akan membantu Singapura memimpin sebagai destiansi yang aman, terpercaya, dan inovatif," sambungnya.

Agenda lain yang akan dijadikan prototipe acara pada November mendatang ialah TravelRevive. Acara pameran dagang di Singapura ini diklaim akan dilaksanakan secara lebih aman dan meminimalkan risiko terjadinya penularan COVID-19. Didukung ITB Asia dan STB, TravelRevive jadi ajang pertemuan delegasi pebisnis internasional untuk saling bertukar ide demi menata ulang masa depan perjalanan wisata.