Sukses

Hawaii Berencana Buka Kembali Pariwisata Meski Kasus Covid-19 Melonjak

Pemerintah Hawaii bahkan berencana menghilangkan aturan karantina 14 hari bagi setiap turis atau pendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun kasus Covid-19 terus meningkat di seluruh Amerika Serikat, pemerintahan Hawaii berharap untuk membuka kembali pariwisatanya mulai minggu depan. Mereka akan segera melonggarkan pembatasan pandemi yang telah melumpuhkan perkonomian Hawaii selama berbulan-bulan, termasuk meniadakan karantina wajib selama 14 hari untuk para turis.

Melansir AP, Kamis, 8 Oktober 2020, rencana pembukan pariwisata kembali memang awalnya  sempat ada, tetapi harus tertunda karena kasus penyebaran virus corona yang melonjak tinggi di musim panas. Pelonggaran pembatasan tersebut memungkinkan wisatawan yang ingin pergi ke Hawaii untuk memberikan hasil tes Covid dengan hasil negatif dalam 72 jam setelah kedatangan, guna menghindari kewajiban dua minggu karantina.

 

Namun, peluncuran program pengujian pra-kunjungan yang rencananya dilakukan pada 15 Oktober 2020, justru menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang. Mereka menganggap kesenjangan dalam rencana tersebut dapat lebih membahayakan komunitas yang masih terguncang akibat tingkat infeksi musim panas yang melonjak menjadi 10 persen setelah pembatasan lokal dikurangi.

Glenn Wakai,  senator Negara Bagian Hawaii dan Ketua Komite Pembangunan Ekonomi, Pariwisata dan Teknologi, mengatakan ada satu masalah yang pasti, yakni bahwa tes Covid tidaklah wajib bagi semua wisatawan. Para turis dapat memilih untuk tidak menjalani tes, tetapi tetap dikarantina selama dua minggu setelah kedatangannya.

Tetapi, bagi mereka yang telah mendapatkan hasil negatif dari tes yang dijalankan, justru dapat terinfeksi di perjalanan dalam pesawat.

"Mereka akan datang ke sini dengan rasa yakin yang salah bahwa, 'Hei, saya sudah diuji, dan saya bersih. Ini dokumen saya. Biarkan saya menikmati liburan Hawaii saya,' tanpa mengetahui bahwa orang di kursi B dalam penerbangan lima jam itu telah memberi mereka virus korona," kata Glenn, lapor AP.

Meskipun selama berbulan-bulan pemerintah Hawaii telah membuat peraturan pembatasan sosial dan karantina, ratusan bahkan ribuan pengunjung terus berdatangan sejak pandemi dimulai. Beberapa yang melanggar protokol keamanan dan kesehatan terpaksa ditangkap dan dikenakan denda karena menentang hukum.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Selamatkan Perekonomian

Sebelum pandemi, Hawaii didatangi sekitar 30 ribu pengunjung dalam sehari. Menurut Glenn, jika pulau itu kembali diterjang gelombang infeksi virus karena tergesa-gesa membuka kembali pariwisata, lockdown berikutnya kan mematikan perekonomian lebih parah lagi. Menurutnya, Hawaii telah salah langkah dalam penanganan pandemi sejak awal, di mana ahli epidemiologi dan direktur kesehatan mereka mundur dari jabatannya sejak September lalu.

Namun, pihak lain melihat rencana uji coba pra-kunjungan adalah cara terbaik untuk membantu perekonomian Hawaii. Letnan Gubernur Hawaii, Josh Green, pelopor program itu juga mengakui risikonya, tetapi mengatakan rencana itu akan memberi peluang yang sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi.

"Orang perlu tahu, bahwa kami menyambut mereka selama mereka sudah menjalankan tes," katanya sambil menambahkan bahwa penunjung juga wajib mengenakan masker.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, Hawaii bermitra dengan beberapa farmasi dan maskapai penerbangan daratan AS untuk pemberian tes kesehatan. Wisatawan dapat melihat hasil tes di situs web atau aplikasi resmi pemerintah, yang akan digunakan juga untuk melacak turis yang masuk. Selain itu, masih akan dilakukan berbagai persiapan lainnya.

Sementara itu, beberapa pejabat kota mengatakan rencana tersebut belum siap. Mereka menginginkan lapisan perlindungan tambahan untuk pulau masing-masing. Akan tetapi, pukulan keras pada sektor pariwisata Hawaii telah berdampak hebat pada penduduk yang rata-rata bergantung pada sektor tersebut untuk bertahan hidup. Untuk itulah dilema ini harus mereka hadapi demi keberlangsungan hidup warganya.

"Di dunia yang sempurna, kami tidak akan buka kembali sampai kami memiliki vaksin," kata John DeFries, Presiden dan CEO Otoritas Pariwisata Hawaii. Namun, untuk menunggu sampai semua kembali normal dalam waktu yang tidak diketahui, justru akan mematikan perekonomian dan kehidupan Hawaii. (Brigitta Valencia Bellion)