Liputan6.com, Jakarta – Kepergian seorang Andy Yiu yang selama ini dikenal sebagian besar warga Singkawang sebagai seorang Fashion Stylist (Pengarah Gaya) bak petir di siang bolong.
Bagaimana tidak, lantaran sepanjang perjalanan karirnya di dunia fashion, beliau juga dikenal sebagai sosok yang akrab dan mudah bergaul dengan siapa saja. Tak hanya itu, orang-orang yang pernah dekat dengannya juga merasakan kehilangan yang amat sangat karena kepribadian mendiang yang selama hidup sangat rendah hati dan tidak sungkan memberikan petuah kepada siapa saja terutama anak-anak muda.
Salah seorang tokoh muda Singkawang yang sangat mengenal almarhum semasa hidup adalah Jusin Tiono. Berawal dari pertama kali mengunjungi salon untuk merapikan rambut pada 12 tahun yang lalu, Jusin merasa sosok Andy Yiu saat itu sangat mudah untuk bergaul.
Advertisement
Baca Juga
“Ko Andy saat itu memberikan banyak sekali pandangan kepada saya terutama berkaitan dengan stylish, mulai dari bagaimana merawat penampilan wajah, rambut, bahkan berpakaian.
Bahkan seiring waktu, Beliau tak sungkan memberikan nasehat untuk bagaimana menjaga attitude dalam pergaulan dan membawa diri dengan baik di hadapan publik. Intinya ya bagaimana kita harus bisa bersosialisasi dengan baik dengan siapa saja”, kenang Jusin.
Masa-masa kritis
Sebelumnya Alm. Andy sudah dirawat di beberapa rumah sakit hingga pada hari Selasa, 13 Oktober 2020 beliau dirawat di Rumah Sakit Umum Harapan Bersama, Singkawang. Ketika itu kondisi beliau sangat lelah dan dalam kondisi setengah siuman.
Jusin yang ketika itu berada di sana sempat mencoba untuk memanggil namun Andy hanya mampu memberikan respon dengan menitikkan air mata yang menetes melalui sudut matanya yang tertutup tak berdaya. Selang beberapa menit, Pulse Oximeter (Alat Pengukur kadar oksigen dalam darah+detak jantung) berhenti dalam kondisi tak menyala namun berusaha untuk dipasangkan kembali.
Kendati alat tersebut tak mengisyaratkan tanda-tanda yang baik karena sesaat menyala dan redup lagi. Disaat itulah, tepat pada pukul 14.15 WIB redupnya lampu indikator Pulse Oximeter menandakan redupnya kehidupan Sang Inspirator dengan menghembuskan nafasnya yang terakhir disaksikan oleh Jusin dan seorang sahabat beliau, Yoseph.
Mengenang Petuah Seorang Andy Yiu
Kepergian Beliau yang dirasakan begitu mengejutkan dan begitu cepat adalah sebuah jawaban atas apa yang sudah digariskan oleh takdir. Namun kebaikan yang diberikan baik berupa ilmu maupun wejangan, senantiasa terpatri di dalam hati selamanya.
“Beliaulah yang mengajarkan saya bagaimana menjadi anak muda yang harus mampu mengukir karya dalam hidup. Kamu masih sangat muda, namun kaya bakat dan minat yang masih perlu banyak diasah.”, kembali Jusin mengenang petuah dari seorang mendiang senior dengan balut emosional.
Jusin kembali menambahkan apa yang telah dititipkan kepadanya dan dikira pantas untuk diketahui khalayak ramai akan figur yang sangat ia kagumi itu. “Ko Andy selalu mengingatkan saya untuk bisa memanfaatkan setiap waktu dalam kehidupan untuk menginspirasi orang lain.
Kalau pun nakal yang sewajarnya tapi tetap harus ingat berbakti kepada orang tua.” Ia pun melanjutkan sebuah pesan yang sangat membekas di hati hingga hari ini yakni agar bersikap semakin bijak seiring usia yang menanjak dewasa agar orang tua tidak perlu mengkhawatirkan kita lagi, disitulah saatnya kita benar-benar disebut berdikari.
Meski raga beliau telah tiada untuk selamanya, namun spirit yang senantiasa memberikan inspirasi dan tuntunan hidup abadi dalam sanubari, kebaikan takkan pernah lekang oleh waktu.
Terima kasih Ko Andy, kini semua bebanmu telah sirna. Tenang dan damai lah engkau disana, sebebas lembutnya bayu membawamu pergi jauh berkelana menggapai mimpimu, dan biarkan kebaikan yang telah engkau sisakan di bumi ini menjadi benih-benih kebaikan bagi sesama. In memoriam, Andy Yiu, Singkawang 13 Oktober 2020.