Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 belum mereda. Seorang pria berusia 45 tahun menjadi orang pertama yang mendadak tuli secara permanen akibat Covid-19. Kasus tersebut adalah yang pertama di Inggris. Para ahli mengatakan kehilangan pendengaran secara mendadak dan permanen terkait dengan Covid-19 yang menginfeksi beberapa orang.
Dilansir dari The Sun, Rabu (14/10/2020), kasus tersebut mencuat setelah para ahli dari University of Manchester mengungkapkan, orang-orang yang telah pulih melaporkan penurunan pendengaran mereka serta kondisi seperti tinnitus.
Studi yang didukung oleh NIHR Manchester Biomedical Research Center (BRC) ini mensurvei 121 orang dewasa yang dirawat di Rumah Sakit Wythenshawe.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 121 orang itu ditanya melalui telepon delapan minggu setelah keluar dari rumah sakit. Ketika ditanya apakah mereka pernah mengalami perubahan pendengaran, 13,2 persen mengatakan pendengaran mereka lebih buruk.
Sekarang sebuah penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) telah mengungkapkan bagaimana seorang pria yang bugar dan sehat kehilangan pendengarannya setelah tertular virus corona. Satu-satunya kondisi kesehatan yang mendasari pria itu adalah asma.
Ia kemudian dirujuk ke bagian telinga dan hidung di rumah sakit, setelah ia tiba-tiba mengalami kehilangan pendengaran pada salah satu telinganya. Hal itu terjadi setelah menjalani perawatan sebagai pasien rawat inap Covid-19.
Pria itu menderita gejala virus corona selama 10 hari dan dipindahkan ke perawatan intensif karena kesulitan bernapas. Saat dipindahkan ke perawatan intensif, tubuhnya dimasukkan ventilator selama 30 hari. Akibatnya, ia mengalami komplikasi lain dan kemudian diobati dengan remdesivir, steroid intravena, dan transfusi darah. Setelah itu, ia mulai membaik.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kasus Kehilangan Pendengaran
Seminggu setelah ia keluar dari perawatan intensif, telinga kirinya berdenging. Ia mendadak kehilangan pendengaran di telinga kirinya. Selain asma, ia bugar dan sehat dan tidak pernah mengalami masalah apapun dengan pendengarannya.
Para ahli memeriksa saluran telinganya, hanya untuk menemukan ia tak mengalami penyumbatan atau peradangan. Tes lebih lanjut mengungkapkan bahwa ia telah kehilangan pendengaran di telinga kirinya. Para ahli kemudian merawatnya dengan memberi tablet steroid dan suntikan yang membantu memulihkan sebagian pendengarannya.
Penulis laporan tersebut mengatakan, terlepas dari literatur yang cukup banyak tentang Covid-19 dan berbagai gejala yang terkait dengan virus, ada kekurangan diskusi tentang hubungan antara Covid-19 dan pendengaran.
"Kehilangan pendengaran dan tinitus adalah gejala yang terlihat pada pasien dengan virus Covid-19 dan influenza, tetapi belum disorot. Ini adalah kasus pertama yang dilaporkan dari gangguan pendengaran sensorineural setelah infeksi Covid-19 di Inggris," kata penulis laporan tersebut.
Mengingat keberadaan virus yang tersebar luas di populasi dan morbiditas gangguan pendengaran yang signifikan, penting untuk menyelidiki hal ini lebih lanjut.
Kehilangan pendengaran mendadak sering terlihat oleh spesialis di bagian telinga, hidung dan tenggorokan. Ada sekitar 5–160 kasus per 100 ribu orang yang dilaporkan setiap tahun. Tak ada penyebab pasti, tetapi penurunan pendengaran terjadi setelah infeksi virus, seperti flu.
Advertisement