Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar program Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) di destinasi wisata Siantar Zoo yang terletak di Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara. Direktur Pengembangan Destinasi Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Oni Yulfian berharap program ini bisa kembali angkat pariwisata di Sumut yang terdampak Covid-19.
Menurut Oni, pandemi Covid-19 berdampak cukup serius pada seluruh rantai pariwisata. Pariwisata adalah sektor yang sejak awal pandemi langsung terdampak cukup serius. Sebab, sektor pariwisata dianggap memiliki risiko penularan Covid-19 yang cukup tinggi.
Dampak langsung ditimbulkan di antaranya terjadinya penurunan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di seluruh Indonesia. Selain itu terjadi pelambatan perjalanan domestik, penurunan okupansi hotel, penurunan konsumsi produk UMKM hingga pemangkasan lapangan pekerjaan.
Advertisement
"Padahal pariwisata merupakan industri yang menyerap leboh dari 13 juta tenaga kerja. Pariwisata juga merupakan sektor padat karya. Belum lagi multiplier effect yang merupakan turunan dari industri ini," kata Oni seperti rilis yang diterima media.
Pada tahun ini, Oni melanjutkan, penurunan wisatawan mancanegara diprediksi mencapai 12 sampai 16 juta orang. Indonesia kehilangan potensi devisa mencapai 12-16 juta dollar.
Â
Â
Saksikan Video Kemenparekraf di Bawah Ini:
Daya Ungkit Kuat
Â
Menurut Oni, pariwisata merupakan salah satu sektor berdaya ungkit pemulihan ekonomi yang kuat karena memiliki kontribusi backward dan forward linkage yang luas ke sektor lainnya. Oleh karena itu, ia menilai agar dapat bertahan di masa pandemi ini, seluruh stakeholder industri pariwisata dan ekonomi kreatif perlu menyadari bahwa tren pariwisata dunia akan berubah.
"Penerapan protokol kesehatan, tingkat adaptasi pada kenormalan baru dan utamanya faktor health and hygiene serta safety and security akan menjadi prioritas bagi wisatawan dalam menentukan tujuan berwisata," papar dia.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan target Indonesia untuk meningkatkan ranking Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pada 2020. Hasil TTCI 2019, Pariwisata Indonesia masih menempati peringkat ke-102 dalam kategori Health and Hygiene dan peringkat ke-80 dalam kategori Safety and Security dari 140 negara.
Â
Advertisement
Program Unggulan
Sementara itu, sub Koordinator Area I A Kemenparekraf/Baparekraf, Andhy Marpaung memaparkan program BISA merupakan program unggulan. Program padat karya itu merupakan terjemahan Kemenparekraf atas arahan Presiden Joko Widodo dalam upaya mitigasi dampak Covid-19 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Gerakan BISA ini bertujuan untuk memberdayakan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonominya. Gerakan ini diharapkan akan mendorong perbaikan indikator Health and Hygiene dan Safety and Security di lingkungan destinasi pariwisata untuk peningkatan peringkat TTCI," ujar pria yang biasa disapa Bang Paung itu.
Sedangkan Koordinator Destinasi Area I Kemenparekraf/Baparekraf, Wijonarko berharap kegiatan ini dapat menjadi upaya sinergis dalam membangun kepariwisataan Indonesia. "Semoga kegiatan ini juga dapat menjadi titik awal bagi seluruh pemangku kepentingan untuk membangun sinergi yang lebih baik ke depannya," ujarnya.
Â
Galakkan 3T
Â
Pada kesempatan itu, Wijonarko mengapresiasi para peserta yang berpartisipasi pada program BISA bergandengan tangan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan dan keamanan destinasi pariwisata untuk membangun kesiapan menjalani pariwisata produktif dan aman di era normal baru.
Pencegahan Covid-19 tidak hanya sebatas menjalankan 3M; mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai kebiasaan baru dan wajib. Pemerintah daerah juga harus melaksanakan 3T; Testing, Tracing dan Treatment.
"Dengan demikian, daerah bisa menjadi zona hijau, menumbuhkan rasa safe and secure bagi wisatawan sehingga mereka akan berdatangan dengan sendirinya," ujarnya.
Advertisement