Sukses

Galeri Indonesia Kaya Hadirkan Pentas Wayang Sunar dan Tari Ngawak

Para peserta dari 14 komunitas terpilih ini dimentori Garin Nugroho dan berkesempatan untuk menampilkan karya seni dalam Panggung Ruang Kreatif.

Liputan6.com, Jakarta - Melalu kegiatan #NontonTeaterDiRumahAja, Galeri Indonesia Kaya bersama Garin Nugroho menghadirkan program yang membahas seni pertunjukan yang diberi judul #PentasDaringRuangKreatif. Program ini bagian dari Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia yang telah digelar sejak 2016.

Sejak awal digelar, sebanyak 22 narasumber, mulai dari seniman, produser, promotor, akademisi, hingga seniman muda juga sudah berbicara ke sekitar 2.805 peserta. Garin Nugroho, Ratna Riantiarno, Eko Supriyanto, Iswadi Pratama, Subarkah Hadisarjana, Hartati, Sari Madjid adalah beberapa nama lain turut serta berbagi pengalaman dan pengetahuannya tentang seni pertunjukan Indonesia.

Ruang Kreatif Seni Pertunjukan Indonesia telah berhasil memilih 14 komunitas seni dari 452 proposal yang masuk. Para peserta terpilih ini berkesempatan untuk menampilkan karya seni dalam Panggung Ruang Kreatif yang akan diselenggarakan di Galeri Indonesia Kaya tahun ini.

"Akibat merebaknya Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia, maka kami memutuskan untuk mengalihmediakan pementasan ini dalam bentuk pementasan online dalam program #PentasDaringRuangKreatif yang dapat disaksikan para penikmat seni di rumah. Langkah ini diambil setelah melihat situasi dan kondisi yang terus berkembang dan alasan kesehatan, keselamatan dan kenyamanan seluruh pihak yang terlibat,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (16/10/2020).

Akhir pekan ini, #PentasDaringRuangKreatif menghadirkan pementasan berjudul Sunar Rahwana yang ditampilkan oleh Wayang Sunar yang dapat disaksikan pada Sabtu, 17 Oktober 2020 pukul 15.00 di akun Youtube Indonesiakaya. Melalui pementasan ini, kelompok seni asal Karangasem, Bali ini ingin membangun wacana wayang dan arti pentingnya seni wayang dalam proses kehidupan.

“Bentuk Wayang Sunar ini terinspirasi dari ogoh-ogoh yang ada di Bali, dari pola ulatan atau rajutan Baliyang digunakan menciptakan kesan baru pada bentuk wayang yang dapat bergerak melalui tangkai yang dipasang dalam setiap persendian wayang. Komunitas ini beranjak dari kesenian klasik menjadi bentuk pertunjukan wayang yang lebih kontemporer. Semisal tembang- tembang dikemas lebih modern dipadukan dengan suasana musik barat yang kemudian menjadi media ungkap dialog dalam karya ini,” ujar Garin Nugroho yang menjadi mentor untuk komunitas ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini :

2 dari 2 halaman

Tari Ngawak

Karya seni pertunjukan wayang ini dikemas dengan memadukan wayang tiga dimensi yang pada pertunjukannya dapat mengeluarkan cahaya (Sunar), teater, olah vokal, koreografi, dan musik yang semuanya diolah dalam panggung pertunjukan. Dialog yang diungkapkan melalui bentuk koreografi wayang, dan juga tembang-tembang klasik yang dikemas lebih modern merupakan media ungkap dialog dalam karya Wayang Sunar.

Pementasan yang disutradarai oleh Ida Wayan Pangsua Dharma ini mengangkat kisah cinta Rahwana dan Sita, namun menampilkan perspektif berbeda dari sisi Rahwana. Pemetasan ini didukung para dalang muda, penari dengan arahan koreografer I Gst Ngurah Alit Satria Wibawa dan pemusik arahan Putu Afri Hardyana.

Para penikmat seni juga diajak untuk menyaksikan karya komunitas Among Roso yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Komunitas yang bergerak dalam bidang tari ini akan menampilkan karya tari berjudul NGAWAK yang dapat disaksikan pada Minggu, 18 Oktober 2020 pukul 15.00 WIB di akun Youtube Indonesiakaya.

Dengan arahan mentor koreografer Indonesia dan juga dosen tari Institut Kesenian Jakarta, Hartati, komunitas ini menampilkan karya yang berisi tentang interpretasi bentuk dan karakter, imajinasi keruangan tubuh, dalam proses pencapaian keaktualan tubuh. Melalui proses eksplorasi, ekspresi gerak tubuh yaitu kekuatan, keseimbangan, dan kelenturan tubuh menjadi pijakan utama pengolahan gerak dalam karya ini.

Pementasan NGAWAK dengan koreografer Dionisius Wahyu Anggara Aji ini menampilkan gerak stakato, pengembangan gerak tradisi, pembaharuan gerak yang inovasi, akrobatik, serta kekuatan tubuh. Masing-masing penari menampilkan kemampuannya, seperti Rezky dan Arif dengan keterampilan menarikan ganong, Adi Nugroho dan Muhammad Maulana yang memiliki keterampilan tari Surakarta dengan baik. 

“Karya ini berawal dari kegelisahan saya yang merasakan tubuh saya yang tidak dapat diam dan selalu ingin bergerak. Dari situ saya ingin menciptakan suatu keahlian baru dengan melakukan eksplorasi ruang tubuh serta mengembangkan fleksibilitas dan intensitas tubuh agar dapat menembus batas kemampuan tubuh untuk menemukan warna baru bagi seni pertunjukan dan dapat diinterpretasi dengan baik oleh para penonton,” ujar Dionisius.