Liputan6.com, Jakarta - Selain jerawat, pori-pori besar menjadi permasalahan kulit wajah yang juga banyak dialami orang Indonesia. Apa sih yang menyebabkan pori-pori wajah tampak besar?
dr. Kardiana Purnama Dewi, Sp.KK, menyebut ada tiga penyebab pori-pori wajah tampak lebih besar. Pertama, terjadi penyumbatan pada saluran kelenjar minyak, seperti akibat debu, makeup, dan komedo. Pori-pori yang harusnya tertutup rapat, malah terbuka karena terisi polutan.
Advertisement
Baca Juga
Penyebab berikutnya adalah produksi minyak yang banyak yang bisa disebabkan faktor genetik. Hal itu membuat penampang kulit terbuka dan lebih tampak.
"Dengan faktor pemicu, seperti banyak kena sinar matahari, polusi, pori-porinya tertutup komedo, akhirnya tersumbat dan jadi terlihat lebih besar," ujar Dewi dalam jumpa pers virtual Rojukiss di Jakarta, Jumat, 16 Oktober 2020.
Terakhir adalah tanda penuaan. Dalam situasi tersebut, kemampuan regenerasi kulit berkurang akibat menurunnya produksi kolagen dan dan elastin. Kulit yang semestinya kencang menjadi kisut dan pori-pori pun tampak lebih besar.
"Masalah pori-pori besar bisa dialami sejak remaja karena mulai ada perubahan hormonal. Mulai kelenjar minyaknya memproduksi lebih banyak sehingga mulai kelihatan pori-porinya," kata Dewi.
Untuk itu, solusi pertama mengatasi pori-pori besar adalah selalu membersihkan wajah dengan tuntas, khususnya sebelum tidur. Karena kulit wajah yang kotor, pasti akan ada sumbatan pada pori-pori.
"Enggak hanya karena makeup ya, yang kegiatannya di outdoor juga karena wajah kan terpapar sinar matahari," ujar Dewi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Cara Mengatasinya
Selanjutnya, kulit wajib menggunakan pelembap agar terhidrasi dengan baik. Saat terhidrasi, kulit akan terlihat lebih kencang dan pori-pori juga tak menonjol.
"Orang suka salah paham dengan pelembap. Karena dianggap kulitnya sudah berminyak, enggak perlu lagi pelembap. Padahal, kadar minyak dan kadar air di wajah adalah dua hal berbeda. Kalau kurangi kadar minyak, kelembapan tetap dipertahankan," sambungnya.
Kulit juga wajib memakai tabir surya karena sinar matahari salah satu pencetus masalah pori-pori besar. Pilih juga produk yang mengandung bahan bersifat astringent, yakni menyerap kadar minyak tetapi tidak mengiritasi, seperti witch hazel.
"Witch hazel banyak dipakai untuk kurangi produksi minyak dan kurangi inflamasi. Memang hasilnya enggak instan, tapi kalau intensitasnya oke, hasilnya nanti pasti akan kelihatan," ujarnya.
Disinggung soal pemakaian batu es untuk mengatasi masalah pori besar, Dewi mengatakan efeknya hanya sementara. "Tidak ada manfaat jangka panjang," kata dia.
Terakhir, rutin mengeksfoliasi kulit wajah sekitar seminggu sekali. Tujuannya untuk membuang kulit mati dan merangsang pertumbuhan sel kulit baru. Dengan demikian, wajah terlihat lebih glowing.
"Kulit glowing itu menunjukkan kelengkungannya pas, menandakan kulitnya bersih dan licin. Sinar ke wajah bisa dipantulkan sehingga glowing," terang Dewi.
Advertisement
Pemakaian Masker
Setelah eksfoliasi, bisa dilanjutkan dengan pemakaian masker. Jenis masker yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Ada yang nyaman dengan clay mask lantaran ada sensasi kesat dan menutup pori setelah digunakan. Ada pula yang menyukai sheet mask lantaran efek lembap setelah pemakaian.
"Secara medis, tergantung active ingredient-nya. Sheet mask misalnya bisa jadi masalah bagi yang kulitnya sensitif, tetapi clay mask juga bisa menimbulkan problem," kata Dewi.
Salah satu pendatang baru sheet mask di Indonesia adalah Rojukiss. Jenama asal Korea Selatan itu menawarkan enam varian masker yang seluruhnya berbahan aktif witch hazel yang dikombinasikan dengan kandungan lain disesuaikan jenis masalah kulit yang dialami.
"Misalnya bright pore expert serum mask. Tidak hanya mengatasi masalah pori-porinya saja, tetapi dengan kandungan yang ada bisa mencerahkan kulit wajah dan menyamarkan bintik hitam. Ini best selling-nya," sahut Nurul Sulisto, Brand Manager Rojukiss Indonesia.
Yang terpenting adalah tidak membiarkan sheet mask dipakai lebih dari durasi yang dianjurkan, yakni sekitar 15--20 menit. Lebih dari itu, efeknya justru kelembapan air akan terserap ke lembaran masker. Setelah pemakaian, kulit disarankan ditepuk-tepuk agar serum makin menyerap.