Sukses

Terhantam Pandemi, Ibu-Ibu Kantin Sekolah Belajar Kelola Bisnis Daring

Kantin sekolah yang tutup selama pandemi berimbas pada pendapatan para penjual yang selama ini bergantung kepada anak-anak sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya guru dan siswa yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Akibat pembelajaran jarak jauh, kantin sekolah yang biasanya ramai pelajar terpaksa ditutup. Para pengelola kantin sekolah pun harus memutar otak agar dapur keluarga masih bisa tetap ngebul.

Karena kantin sekolah tak bisa lagi diandalkan, sebagian penjual menjajakan dagangannya secara door to door. Ada pula yang mulai beralih berjualan daring. Namun, para penjual kantin mengaku bahwa pengetahuan dan pelatihan dalam berbisnis dan memasarkan produk secara daring masih kurang.

"Situasi saat ini menuntut kami untuk menjadi semakin kreatif di tengah kompetisi dan jumlah penjualan yang tidak pasti," kata Nuriyani Rahayu, salah satu ibu kantin yang menjual gado-gado, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Ia menjadi salah satu peserta pelatihan Ibu Kantin Sekolah Generasi Maju yang digagas Danone SN Indonesia. Pelatihan yang semula hanya berfokus pada peningkatan kapasitas penjual kantin menyediakan makanan bernutrisi bagi anak-anak Sekolah Dasar kemudian berkembang menjadi pelatihan wirausaha melalui program Women Will. Bagian inisiatif Grow with Google itu berfokus pada program pelatihan digital untuk pemberdayaan ekonomi wanita di seluruh dunia agar mereka dapat berkembang dan berhasil.

Pelatihan yang diberikan berupa pemanfaatan platform digital untuk menumbuhkan potensi bisnis berskala kecil dengan pasar yang terbatas, meliputi strategi bisnis, pemasaran, hingga pelatihan finansial. Selain memberikan wawasan dan pengetahuan dalam memperluas jangkauan usaha, para peserta juga dibekali kesiapan mental yang kuat dan keterampilan digital untuk mengelola bisnis secara maksimal.

Tujuannya, para ibu kantin lebih memahami bagaimana memanfaatkan digital untuk pengembangan bisnis UMKM agar dapat menjangkau konsumen dengan efektif. Sebagai permulaan, pelatihan tersebut melibatkan 50 ibu pengelola kantin sehat pada Oktober dan dilanjutkan pelatihan ke pengelola kantin lainnya pada November.

"Pendapatan ibu kantin di masa pandemi mengalami penurunan. Maka dari itu, Danone SN Indonesia terus berupaya mendukung kesejahteraan ibu kantin dengan pemberian bantuan kebutuhan sehari-hari, dana, hingga soft skills untuk berbisnis secara online. Para ibu terbantu untuk modal usahanya sehingga tidak mengganggu keuangan keluarga," kata Connie Ang, CEO Danone Specialized Nutrition Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bantuan Lain

Selain dukungan diskusi dan pelatihan, selama pandemi Danone SN Indonesia telah mendistribusikan dukungan senilai lebih dari Rp1 miliar kepada 234 perempuan penggiat kantin sekolah aktif di Ambon, Bandung, Bogor, dan Yogyakarta yang mengalami penurunan pendapatan akibat pandemi. Upaya tersebut diambil agar ibu pengelola kantin sehat mampu melanjutkan usahanya sekaligus memenuhi nutrisi keluarga dan anak-anaknya di rumah.

"Dukungan yang kita berikan kepada setiap ibu akan memengaruhi kesejahteraan setiap anak, komunitas, desa, agar kita bisa bergerak bersama dalam skala besar untuk bangsa Indonesia. Kami berharap dukungan ini dapat menjaga semangat para Ibu Pengelola Kantin Sekolah Generasi Maju agar dapat terus berkontribusi bagi pemberdayaan wanita, ekonomi lokal, hingga kesehatan anak-anak di Indonesia," ujar Conni.

Sejak 2011, perusahaan melalui Sarihusada rutin membina ratusan pengelola kantin di sejumlah Sekolah Dasar di Indonesia yang dahulu disebut Ibu Warung Anak Sehat (IWAS). Hingga 2018, program ini telah memberdayakan 350 ibu kantin yang diklaim 72 persen di antaranya mengalami peningkatan pendapatan lebih dari 50 persen. Kenaikan pendapatan yang diperoleh para ibu pengelola kantin ini juga telah memberi manfaat kepada 1.092 anggota keluarganya.