Sukses

Es Teler Sperma di Yogya, Sempat Jadi Favorit di Bulan Puasa

Menggunakan nama nyeleneh, penjual es teler di Yogya ini berhasil membangkitkan rasa penasaran calon pembeli.

Liputan6.com, Jakarta -  Banyak usaha dan kreasi dilakukan para pelaku usaha kuliner untuk bisa mendatangkan banyak pelanggan. Salah satu contohnya dilakukan penjual es teler durian di Yogyakarta ini.

Penjual tersebut mendadak viral setelah fotonya dibagikan ke Instagram oleh akun @voilajogja pada 14 Oktober 2020. Menggunakan nama nyeleneh, penjual es ini berhasil menarik perhatian dan mengundang rasa penasaran masyarakat.

Penggunaan nama Es Teler Durian ‘Sperma’ yang menggelitik perhatian ini sebenarnya tidak ada kaitan dengan penyajian makanan atau minuman. Kata ‘Sperma’ ternyata merupakan singkatan dari ide kreatif pendiri, yaitu ‘Super Mak Nyuuuss’. Berlokasi di Jalan Perumnas, Seturan, Yogyakarta, pedagang es ini juga menyajikan pilihan es cendol durian.

Salah satu akun instagram turut memberi penilaian pada pedagang es ini. "Padahal enak loh.. sering beli untuk buka puasa, ntah kenapa sekarang tutup terus," tulis akun @kr.arum dalam unggahan Instagram tersebut.

Akun yang sama juga mengatakan bahwa pedagang es teler durian ini sudah ada sejak tahun lalu. Harganya pun terjangkau, yaitu Rp6 ribu untuk es teler biasa dan Rp8 ribu untuk tambahan durian.

Pedagang es ini menjadi favoritnya setiap buka puasa. Namun, sayangnya tahun ini pedagang es teler itu lebih sering tutup. Ada juga yang berkomentar kalau warung es teler itu tutup karena dampak pandemi corona Covid-19.

Unggahan itu juga banyak dikomentari warganet, terutama karena salah fokus dengan nama warungnya. "Wadooowww namanya ngeriii haha," komentar seorang warganet. "Mungkin duriannya susah dapetnya jadi jarang buka," tulis warganet lain.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Nama Kuliner Unik

Tak hanya nama warung atau tempat makan yang menggelitik, Indonesia juga punya beragam nama kuliner unik. Misalnya saja nasi kentut yang merupakan makanan khas Medan yang dimasak dengan daun sembukan (Paederia scandens). Daun sembukan ini lebih dikenal dengan daun kentut di Medan.

Ada juga kue tete yang merupakan olahan dari tepung terigu dan tepung beras dengan diberi pewarna makanan hijau atau daun pandan. Kue berwarna hijau atau cokelat ini memiliki bentuk yang melebar dan di bagian tengahnya menonjol, makanya dinamakan Kue Tete.

Lalu ada kudapan khas Simuelue, Aceh, bernama Memek yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia 2019. Berdasarkan keterangan yang ditulis di disbudpar.acehprov.go.id, Memek adalah makanan khas dari Kabupaten Simeulue.

Kudapan ini terbuat dari beras ketan gongsen, pisang, santan yang sudah dipanaskan, gula, dan garam.Memek sendiri berasal dari kata mamemek yang berarti mengunyah-ngunyah atau menggigit. Tetapi kini, masyarakat di Simeulue lebih populer disebut sebagai memek.