Sukses

Penemuan Lukisan Kucing Raksasa Berusia Ribuan Tahun di Gurun Peru

Gambar tersebut memperlihatkan pose santai sebagaimana yang sering dilakukan para kucing.

Liputan6.com, Jakarta - Membentang sejauh 40 meter di lereng bukit di Peru, terlihat gambar menunjukkan makhluk bertelinga runcing, mata bulat seperti bola, dan garis ekor panjang. Lukisannya persis seperti seekor kucing yang sedang bersantai, pose khas binatang berkaki empat tersebut.

Mengutip laman New York Times, Rabu (21/10/2020), para arkeolog menemukan sketsa pudar saat merombak bagian dari situs warisan UNESCO yang dikenal sebagai Nazca Lines, Kementerian Kebudayaan Peru mengumumkan pekan lalu. Geoglyph seperti kucing yang menurut para ahli berasal dari 200 SM sampai 100 SM ini adalah penemuan terbaru di antara ukiran hewan dan tumbuhan lebih besar.

Keberadaannya menambah daftar jejak kehidupan yang sebelumnya ditemukan di antara kota Nazca dan Palpa, di dataran gurun sekitar 400-an kilometer tenggara ibu kota, Lima, Peru. "Penemuan ini sekali lagi membuktikan kekayaan warisan budaya yang beragam dari situs ini," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan resmi.

Nazca Lines tercatat pertama kali ditemukan surveyor udara Peru pada 1927. Gambar burung kolibri, monyet, dan orca ditemukan di situs tersebut. UNESCO pun telah menetapkan Lines and Geoglyphs of Nasca and Palpa sebagai Situs Warisan Dunia sejak 1994.

Lukisan kucing itu diyakini lebih tua dari geoglyph prasejarah mana pun yang sebelumnya digali di Nazca. "Cukup mengejutkan bahwa kami masih menemukan figur-figur baru. Tapi, kami juga tahu bahwa masih banyak lagi yang bisa ditemukan," kata Johny Isla, kepala arkeolog Peru untuk Nazca Lines pada kantor berita Spanyol, Efe.

Desain tersebut diyakini dibuat ketika orang Peru kuno mengikis lapisan bumi yang gelap dan berbatu, kontras dengan pasir berwarna lebih terang di bawahnya. Peneliti percaya bahwa gambar-gambar itu pernah berfungsi sebagai penanda perjalanan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Berada di Posisi Rapuh

Potret yang diambil dengan drone telah menghasilkan beberapa penemuan dalam beberapa tahun terakhir, kata Isla. Di 2019, para peneliti dari Jepang, dibantu fotografi satelit dan penggambaran tiga dimensi, menemukan lebih dari 140 geoglyph baru di situs tersebut.

Pekerjaan penelitian dan konservasi terus berlanjut di lokasi tersebut, bahkan selama pandemi ketika sebagian besar lokasi wisata telah ditutup. Arkeolog dan karyawan sedang mengerjakan Mirador Natural, titik pengamatan di situs yang dilindungi, ketika mereka mulai menggali sesuatu yang menarik.

Saat membersihkan gundukan itu, muncul garis-garis jelas yang menunjukkan tubuh kucing berliku-liku. "Sosok itu hampir tak terlihat dan akan segera menghilang karena terletak di lereng cukup curam yang rentan terhadap efek erosi alami," kata Kementerian Kebudayaan Peru dalam sebuah pernyataan.

Pihak berwenang mengatakan, jejak kaki yang tersesat dapat merusak lahan rapuh. Maka dari itu, pihaknya telah memberlakukan aturan ketat terhadap pelanggaran di situs tersebut. Sebelum pandemi, pengunjung diizinkan melihat garis dan gambar hanya dari pesawat dan titik pengamatan.

Tapi, gangguan di Nazca Lines nyatanya telah terjadi. Pada 2014, aktivis Greenpeace meninggalkan bekas sepatu di dekat desain burung kolibri besar ketika mereka memasang tanda yang mempromosikan energi terbarukan, kata pejabat Peru.

"Anda berjalan ke sana dan jejak kaki itu akan bertahan ratusan atau ribuan tahun," Luis Jaime Castillo, seorang pejabat dan arkeolog Peru, mengatakan pada The Guardian. Garis yang telah mereka hancurkan adalah yang paling terlihat dan paling dikenali dari semuanya. Kemudian pada 2018, seorang pengemudi truk ditangkap setelah dengan sengaja mengemudikan traktor trailernya melintasi tiga jalur geoglyph.