Liputan6.com, Jakarta - Kembali, desainer Indonesia berkesempatan memamerkan karya kreatifnya di panggung fesyen internasional. Sebanyak 10 desainer fashion dan empat desainer aksesori anggota IKRA bakal tampil langsung di Mercedes Benz Fashion Week Rusia pada Jumat, 23 Oktober 2020. Termasuk di dalamnya adalah dua anggota Dewan Kurator IKRA, Vivi Zubedi dan Wignyo Rahadi.
Ali Charisma, Chairmn Indonesia Fashion Chamber, mengatakan meski Rusia bukan mayoritas muslim, tetapi pekan mode di negara itu menjadi kesempatan yang bagus untuk menunjukkan fashion Indonesia kepada masyarakat Eropa. Ia berharap lewat panggung tersebut industri fesyen dalam negeri bisa menyumbang ekspor bagi negara.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka memang mengharapkan modest fashion dari Indonesia karena hampir tidak ada negara lain yang kuat modest fashion-nya. Ini salah satu kekuatan yang membedakan dengan negara lain karena Russia Fashion Week-nya bekerja sama dengan banyak negara," kata dia dalam jumpa pers virtual IKRA For Mercedes Benz Fashion Week Russia, Kamis (22/10/2020).
Ia mengatakan modest fashion memungkinkan orang yang tak berjilbab bisa memakai koleksi fesyen yang ditawarkan desainer Indonesia. Di samping, negara-negara pecahan Uni Soviet juga merupakan potensi market besar mengingat banyak yang penduduknya menganut Islam.Â
Fashion show digelar langsung secara virtual yang berdurasi 30 menit. Ali menyebut akan ada 60 outfit yang ditampilkan hasil kreasi 16 desainer terpilih. Demi kelancaran acara, mereka juga akan menjalani latihan bersama tim Rusia sejak pagi.
"Besok sebenarnya hybrid, tetapi undangan hanyalah para desainer, model, dan videografer yang diperlukan untuk live karena formatnya live streaming. Bukan tapping. Kita dibantu tim kreatif untuk memastikan waktu segitu akan tampil sempurna. Semoga besok bisa memenuhi ekspektasi," kata dia.
Ia meyakini format digital akan terus berkembang meski pandemi Covid-19 nanti sudah berakhir. Maka, setiap pekerja kreatif di bidang fesyen harus siap dengan pengembangan-pengembangan pertunjukan hybrid di kemudian hari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Angkat Kain Wastra
Nyaris semua desainer Indonesia yang bakal berpartisipasi mengangkat kain wastra sebagai bahan utama. Desainer Wignyo Rahadi misalnya, menggunakan kain tenun ATBM untuk enam busana bertema monokrom. Motifnya memang lebih progresif untuk menyesuaikan dengan desain yang lebih modern.
"Total ada enam outfit. Kenapa angkat monokrom, karena monokrom awet sepanjang masa," ujar Wignyo.
Sementara, Anak Agung Indra Dwipayani dari Agung Bali Collection mengangkat kain endhek seseh dan endhek ikat yang bermotif tradisional dan menggunakan pewarna alami. Ia juga menggunakan benang-benang kusut untuk menciptakan motif mirip serabut kelapa dalam seluruh busana yang ditampilkan.
Di sisi lain, desainer Adhy Alie memilih tenun dari Sulawesi Selatan, khususnya tenun Toraja. Desainnya bergaris modern karena disesuaikan dengan pasar Rusia, seperti long coat dan outer.
Sedangkan, desainer Ina Priono mengangkat batik Lasem tulis yang merupakan hasil akulturasi budaya Tiongkok dan Jawa. Menggunakan kain katun, batik tersebut menerapkan ukuran motif yang kecil dan didominasi warna cerah untuk diaplikasikan sebagai long dress dan outer.
"Kami yakin kain wastra belum tereksplor dengan baik. Masih perlu development. Maka, setiap ada kesempatan, kita angkat kain wastra. Itu salah satu ciri khas, kekuatan kita di Rusia. Mereka tidak mau melihat bahan generik yang sering dilihat," tutur Ali.
Advertisement