Sukses

Ketika Hostel-Hostel di Bangkok Jadi Tempat Berlindung Demonstran

Dengan absennya turis asing, hotel dan hostel di Bangkok dikatakan punya cukup ruang untuk menampung para demonstran.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan hostel di seluruh Bangkok telah membuka pintu mereka untuk memberi perlindungan bagi para demonstran yang lelah. Layanan ini bahkan acap kali ditawarkan secara cuma-cuma alias gratis.

Melansir laman AsiaOne, Jumat (23/10/2020), sejak pertengahan Juli, pengunjuk rasa yang dipimpin para pemuda dan mahasiswa telah nyaring meminta Perdana Menteri (PM) Thailand, Prayuth Chan-ocha, mengundurkan diri. Mereka pun menantang tabu yang sudah lama ada dengan menuntut reformasi monarki.

Berkaca pada kondisi para demonstran yang kadang menghadapi meriam air dan bermain kucing-kucingan dengan polisi dalam kondisi terik hingga larut malam, banyak di antara mereka yang tidur di jalan.

"Saya merasa kasihan pada mereka yang tak memiliki tempat tinggal," kata seorang mahasiswa kedokteran berusia 23 tahun yang menolak menyebutkan namanya karena khawatir akan jadi sasaran pihak berwenang.

Ia telah menawarkan kamar gratis secara daring untuk para demonstan. Sebuah akun Twitter, Mobmeeteenon (demonstran punya tempat untuk tidur), membantu menghubungkan pengunjuk rasa ke kamar setelah pemerintah mengeluarkan keputusan darurat dan menindak orang-orang yang berkemah di luar rumah pejabat.

Relawan lain berusia 25 tahun juga membantu mengatur tempat tinggal, mengatakan sekitar 500 orang telah dijamu sejak upaya penyediaan kamar dimulai. Selain tempat tidur, para demonstran diberi makan tiga kali sehari dan transportasi untuk melakukan protes.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Turis Asing Keluar, Demonstran Masuk

Ada banyak ruang di hotel dan hostel di Bangkok. Apalagi, kondisinya sedang sepi dari turis asing sejak pihak berwenang menutup perbatasan Thailand untuk sebagian besar penerbangan komersial pada April guna menahan transmisi COVID-19.

Seorang pengunjuk rasa dari Provinsi Chonburi di timur Bangkok terkejut ditawari tempat tidur ketika ia mengira akan tidur di jalan setelah rapat umum, baru-baru ini.

"Ada empat orang yang tidur di kamar ini. Ini tempat saya," kata pria 27 tahun itu berbicara dari sebuah hostel di pusat kota Bangkok.

Pemerintah mencoba meredakan ketegangan dengan membatalkan keputusan darurat yang mencakup larangan pertemuan politik lima orang atau lebih. Juga, penerbitan berita yang dapat memengaruhi keamanan.