Sukses

Desainer Busana Muslim Indonesia Kuasai Runway Mercedez Benz Fahion Week Rusia 2020

Sebanyak 10 desainer mode dan 4 desainer aksesori berkolaborasi di panggung Mercedez Benz Fahion Week Rusia 2020 membawakan wastra Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta- Sebanyak 10 desainer mode Indonesia dan empat desainer aksesori tergabung dalam Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia kembali berkesempatan mengecap panggung internasional. Kali ini, giliran runway Mercedez Benz Fashion Week Rusia yang jadi saksi unjuk karya para perancang dalam negeri pada Jumat, 23 Oktober 2020.

Peragaan fesyen yang dipersembahkan Indonesian Sharia Economic Festival (ISEF) dan Bank Indonesia (BI) ini berjalan selama kurang lebih 30 menit. Beradaptasi dengan kondisi pandemi, acara ini disiarkan langsung secara virtual melalui berbagai platform.

Lewat modest wear yang lebih modern dan universal, visualnya diharapkan mendatangkan kesempatan bagi koleksi mode dalam negeri untuk dilirik pasar fesyen internasional, khususnya Eropa. Ada 60 rancangan busana muslim, dimainkan dengan kombinasi nuansa tradisional dan modern, dilengkapi permaianan topi, kacamata, tas, serta detail menarik lainnya sebagai aksesori.  

Sebagain besar koleksi yang dihadirkan mengusung konsep fesyen berkelanjutan dengan bahan-bahan alami dan produksi kain secara tradisional.

Deretan desainer busana muslim yang terpilih mewakili Indonesia itu adalah Vivi Zubedi, Wignyo Rahadi x Rorokenes, Agung Bali Collection x Bahalap, Adhy Alie, Roemah Kebaya Vielga, Thiffa Qaisty, IR & IR, Ina Priono, Defika Hanum x PALA Nusantara dan UJ Una, serta Anggia x Beadstown.

Meski berlangsung dengan format berbeda, penyelenggaraan virtual fashion show berjalan cukup lancar. Seluruh koleksi desainer ini rencanannya akan dilelang secara tertutup pada 23--29 Oktober 2020.

Karya desainer busana muslim dengan hasil lelang tertinggi akan disumbangkan pada masyarakat terdampak COVID-19 melalui cabang-cabang BI di berbagai daerah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Vivi Zubaedi

Rangkaian peragaan busana ini dibuka dengan koleksi Vivi Zubedi, desainer sekaligus salah satu anggota Dewan Kurator IKRA. Enam macam koleksinya berfokus pada outer dengan detail dan potongan apik yang sudah jadi DNA rancangan Vivi.  

Menggandeng dua anggota IKRA lain, yakni Hani Sasirangan dan Sumba’s Artisan, deretan koleksi yang dinamakan Humbanua ini mengeksplorasi perpaduan dua tekstil tradisional, yakni kain sasirangan dan tenun sumba. Tak lupa, ia memadukan unsur modern dengan menambahkan aksen topi dan kacamata hitam, ada pula penampilan yang dilengkapi masker.

Salah satu yang menarik perhatian adalah busana serba hitam berpadu kerudung panjang bermotif zigzag, lengkap dengan jubah berbahan velvet yang terlihat anggun sekaligus kekinian.

3 dari 5 halaman

Adhy Alie

Koleksi desainer Adhy Alie di runway ini memanfaatkan kain tenun khas Toraja, Sulawesi Selatan dengan warna-warna muted brown, dipadu hitam yang menambah kesan elegan dan berkelas. Ia juga mengombinasikannya dengan bahan bertekstur warna krem di beberapa look.

Koleksinya lebih menonjolkan outer sebagai penunjang penampilan utama, dengan dalaman berbentuk terusan berpadu aksen tali dan ikat pinggang sebagai pemanis tampilan. Ada pula celana berbahan longgar. Uniknya, ia juga memadukan unsur tradisional dengan fesyen Eropa, yakni menambahkan topi-topi berbentiuk klasik.

4 dari 5 halaman

Defika Hanum x Pala Nusantara shoes by UJ Yuna

Tak kalah menarik, desainer Defika Hanum menggandeng dua perancang IKRA, yakni Pala Nusantara untuk aksesori dan sepatu dari UJ Yuna. Koleksinya ini menghadirkan konsep urban glam fashion muslimah yang terlihat lebih kasual, tapi tetap berkelas.

Perpaduan warna monokrom dan hijau army dengan dalaman berkerah, serta outer menambah kesan modis yang berbeda dari desainer lain. Koleksi ready to wear ini juga terlihat feminin dengan penambahan aksen tulle warna hitam di bagian outer.

5 dari 5 halaman

Anggia x Beadstown

Pergelaran fesyen ini ditutup dengan koleksi apik dari desainer Anggia dan kolaborasinya dengan Beadstown. Tak hanya menonjolkan unsur wastra Nusantara dalam balutan karyanya, ia juga memadukan denim bermodel kekinian. Perpaduan ini membuat koleksi ready to wear miliknya mudah dipadupadankan dengan busana sehari-hari.

Anggia banyak memanfaatkan warna biru dan putih dalam koleksinya, membuat nuansa kasual sekaligus modis semakin keluar. Jika desainer sebelumnya banyak menggunakan terusan, Anggia justru bermain dengan celana kulot dan jeans longgar nan nyaman dikenakan untuk fesyen sehari-hari. (Brigitta Valencia Bellion)