Sukses

Dana Hibah Pariwisata Diharapkan Perkuat Penerapan Protokol Kesehatan

Penerapan protokol kesehatan disebut menggugah rasa aman wisatawan dan secara otomatis membuat konsumsi meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melibatkan berbagai stakeholder pariwisata dan pemerintah daerah agar turut berkomitmen, serta bekerja sama dalam program Dana Hibah Pariwisata sebesar Rp3,3 triliun. Alokasinya diharapkan mempercepat proses pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi COVID-19.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo saat membuka Rapat Koordinasi dan Review Rencana Kerja Dana Hibah Pariwisata Tahun 2020 Kelompok III secara daring, Jumat, 23 Oktober 2020 menjelaskan, Kemenparekraf yakin Pemda dan stakeholder pariwisata punya tekad yang sama untuk menyukseskan program Dana Hibah Pariwisata.

“Kita harus terus optimis terhadap sektor pariwisata. Sektor ini masih memiliki peluang untuk pulih lebih cepat dari negara lain. Dengan catatan, tentunya, kita harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan betul-betul menjaga kepercayaan masyarakat," kata Angela.

Wamen Parekraf juga menegaskan kembali bahwa sektor pariwisata adalah tentang pengalaman. Tak cukup hanya memberi janji tentang keamanan dan keselamatan, serta protokol kesehatan. Penerapannya harus mampu membuktikan melalui pengalaman wisatawan yang datang bahwa Indonesia adalah destinasi bersih, sehat, dan aman untuk dikunjungi.

“Jika kita bisa memanfaatkan hibah pariwisata 3,3 T untuk menguatkan protokol kesehatan dilengkapi sertifikasi I do care, saya yakin kepercayaan publik akan meningkat. Jika masyarakat yakin bahwa hotel, restoran, dan destinasi wisata yang mereka kunjungi menerapkan protokol kesehatan, mereka akan merasa aman dan pastinya konsumsi meningkat,” tegas Angela.

Pariwisata Indonesia dinilai sebagai sektor berpeluang besar untuk pulih lebih cepat pascapandemi. Dengan jumlah penduduk cukup besar, Indonesia dipercaya punya potensi mobilisasi wisatawan nusantara yang dapat dioptimalkan. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mengoptimalkan Potensi Wisatawan Nusantara

 

Tercatat pada 2019, ada 282,93 juta perjalanan dengan pengeluaran Rp307,35  triliun. Ada juga potensi wisatawan outbound yang bisa didorong untuk menambah spending sektor pariwisata di Indonesia.

Wisatawan asal Indonesia yang pergi keluar negeri pada 2018 tercatat sebesar 9,5 juta orang dengan pengeluaran 1.090 dolar Amerika setiap keberangkatan per pax. Jika ditotal, sebesar 10,355 miliar dolar Amerika atau setara Rp150 triliun.

Di kesempatan yang sama, hadir pula Deputi Bidang Industri dan Investasi Baparekraf Fadjar Hutomo, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf Hengky Manurung, Direktur Dana Transfer Khusus Kemenkeu, Putut Hari Satiaka, serta perwakilan dari 39 kabupaten/kota.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Baparekraf Fadjar Hutomo menjelaskan, Kemenparekraf berperan sebagai badan pelaksana program Dana Hibah Pariwisata. "Pemerintah akan terus mengeluarkan kebijakan untuk membantu sektor pariwisata agar lebih cepat bangkit," ujarnya.

Sosialisasi Program Hibah Pariwisata secara daring telah dilakukan pada 8 Oktober 2020 dengan mengundang 101 kabupaten/kota penerima Dana Hibah Pariwisata. Dilanjutkan dengan ulasan rencana kerja usulan kabupaten/kota yang pelaksanaanya terbagi jadi tiga batch atau sesi.

Batch I (17 Oktober 2020) wilayah Jawa dan Bali sebanyak 34 kabupaten/kota, Batch 2 (20 Oktober 2020) wilayah Sumatera sebanyak 28 kabupaten/kota, dan Batch 3 pada Jumat, 23 Oktober 2020 wilayah Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang diikuti sebanyak 39 kabupaten/kota.