Sukses

Demo Thailand Jadi Berkah bagi Pedagang Makanan Kaki Lima

Saking cekatan mencari info, pedagang kaki lima ini sampai dijuluki CIA oleh para demonstran.

Liputan6.com, Jakarta - Dari buah kupas, sampai ragam gorengan, para pedagang makanan kaki lima berupaya mengais berkah di tengah gejolak demo Thailand yang sudah berlangsung selama beberapa bulan. "Saya pergi ke setiap aksi protes. Saya mengikuti informasinya lewat berita," kata seorang penjual makanan kaki lima, Win, melansir laman South China Morning Post, Sabtu, 24 Oktober 2020.

Setelah mendapat info lokasi demo berlangsung pada hari tertentu, ia segera menuju ke sana untuk mengamankan titik strategis yang membuat dagangannya bakal dibeli para pengunjuk rasa. Dalam kasus ini, demonstran justru lebih sering datang belakangan ketimbang para pedagang makanan kaki lima.

Berderet maupun menyebar di beberapa sudut, stall pedagang makanan sudah bersiap menunggu pengunjuk rasa. "Sebelum saya sampai, mereka (pedagang makanan kaki lima) bahkan sudah di sini. Mereka datang lebih dulu daripada kami," ungkap Ploy, seorang demonstran.

Dengan ribuan orang berkumpul setiap hari selama demo Thailand, bisnis makanan kaki lima turut tumbuh. Dalam sehari, menurut keterangan Win, bila berjualan di lokasi demo, ia bisa mengantongi 5--6 ribu baht (Rp2,3 juta--Rp2,8 juta).

Kendati, mereka benar-benar harus cermat, mengingat lokasi demo acap kali diumumkan mepet guna menghindari polisi. Pihaknya mengaku terus memantu media sosial dan segera pergi bila lokasi demo sudah ditentukan pada hari itu.

Para pedagang makanan keliling pun saling berbagi informasi untuk sama-sama berjualan di lokasi unjuk rasa digelar. "Kami (pedagang kaki lima) membentuk grup percakapan CIA, diambil dari sebutan para demonstran untuk kami," ungkap Petch, pedagang makanan kaki lima lainnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tuntutan Demonstran

Sebutan yang dilayangkan sesuai kemampuan para pedagang makanan kaki lima mengumpulkan informasi soal titik unjuk rasa. "Ini memang seperti yang sudah seharusnya terjadi. Di mana ada aksi protes, (pergerakan) ekonomi mengikuti," kata seorang demonstan, Aor.

"Orang perlu makan supaya mereka tetap kuat untuk berteriak menyuarakan pendapat. Saya pikir, ini pemandangan yang menyenangkan untuk dilihat," imbuhnya.

Para demonstan telah memberi tenggat pada Perdana Menteri (PM) Prayuth Chan-o-cha untuk mundur dari jabatannya. Bila terus menolak, aksi protes dikatakan akan terus berlangsung.

Di samping, mereka pun menantang tabu yang sudah lama ada dengan menuntut reformasi monarki.