Sukses

Pesona Tenun Balai Panjang Payakumbuh dalam Koleksi Busana Modest Fashion ISEF 2020

Tuty Adib menghadirkan enam koleksi modest fashion dengan tenun Payakumbuh pada sesi dua, hari ke-3 acara.

Liputan6.com, Jakarta- Pesona wastra atau kain tradisional Nusantara memang tak ada habisnya. Pegiat dunia mode dan UMKM Tanah Air pun tengah menggalakkan penggunaan kain tradisional dalam koleksi mereka, salah satunya adalah kain tenun Balai Panjang Payakumbuh, Sumatera Barat.  

Jika biasanya wilayah Minang terkenal dengan kain songket, nyatanya mereka juga memiliki tradisi kain tenun yang tak kalah indah. Bahkan, kini tenun Payakumbuh ini memang tengah gencar-gencarnya dilirik oleh pasar domestik dan internasional. Motifnya juga terinspirasi dari ragam hal, seperti kehidupan rakyat setempat, hingga motif tumbuhan lokal Payakumbuh.

Karya busana dengan tenun Payakumbuh ini juga hadir dalam rangkaian koleksi busana Virtual Fashion Show (VFS) Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2020. Salah satunya merupakan mahakarya desainer Indonesia, yakni Tuty Adib yang tampil pada sesi dua di hari ketiga pelaksanaan peragaan busana virtual ISEF 2020, Jumat, 30 Oktober 2020.

Koleksinya bertemakan “ETMO”, yang berarti ethnic modern, hadir dalam konsep modest fashion siap pakai dengan sentuhan glamor. Sebagai desainer lokal, Tuty Adib berhasil membuktikan bahwa kain tenun tradisional dapat digunakan untuk menghasilkan karya busana yang tetap terlihat modern, tanpa kesan kuno yang umumnya melekat pada kain tradisional.

“Pada kesempatan kedua yang diberikan untuk ikut serta di acara fashion show ISEF, koleksi kali ini menggunakan tenun ATBM Balai Panjang Payakumbuh Sumatera Barat. Sesuai dengan temanya ethnic modern, dengan look yang simple, feminim, dan elegan,” ujar Tuty Adib dalam konferensi pers VFS ISEF 2020, Jumat, 30 Oktober 2020.

Ia menjelaskan bahwa motif yang digunakan dalam kolabirasinya dengan kain tenun Payakumbuh diambil dari inspirasi makanan khas, bangunan tradisional, hingga tempat-tempat wisata, dan tanaman asli Payakumbuh, yang dinamakan kumbuh. Di tangan Tuty, ragam motifnya pun membuat tenun Balai Panjang Payakumbuh cocok dikenakan para perempuan muda yang aktif berkegiatan sehari-hari, tetapi tetap ingin tampil menarik dan berkelas.

Untuk mengeluarkan nuansa muda dari koleksinya tersebut, Tuty menggunakan warna-warna pastel kekinian, seperti dusty color, beige, cream, nude, putih, dan cokelat muda. Kemudian, kali ini, ia menghadirkan total enam koleksi dalam peragaan busana virtual ISEF 2020, dengan ragam model yang berbeda, seperti terusan, outer dengan aksen kantong, yang mana banyak dikenakan di situasi pandemi saat ini.

“Menyelaraskan dengan look yang simple, siluet yang digunakan tidak jauh dari h-line dress, dan dipadupadankan dengan outer, rok, dan celana panjang membantu mewarnai jajaran koleksi kali ini,” ungkap Tuty.

Sejalan dengan tema VFS ISEF 2020, yakni “Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle”, Tuty Adib mengambil warna-warna alam yang lembut, yang mana diproses dengan pewarnaan alami. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa proses pembuatan koleksi ini juga telah diupayakan untuk mengoptimalisasikan penggunaan bahan,  seperti pemanfaatan pinggiran kain yang disematkan dalam koleksi tersebut.

Tuty mengatakan bahwa tempelan pinggiran kain dan beads justru memberi detail khas pada koleksinya dengan kain tenun khas Payakumbuh itu. Bahan tenun ATBM Balai Panjang, Payakumbuh, Sumatera Barat ini juga ia kombinasikan dengan kain sutera tipis (chiffon), kanun, dan juga bahan linen. (Brigitta Valencia Bellion)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: