Sukses

Melalui Film, Aceh Documentary Ingin Bangun Ekosistem Industri Kreatif di Aceh

Sebuah komunitas yang berasal dari Aceh membuat sebuah lembaga edukasi, produksi, dan apresiasi film serta riset pengembangan film berbasis komunitas.

Liputan6.com, Jakarta Selain buku, film merupakan jendela dunia yang bisa membuka setiap mata dan untuk mengetahui lebih tentang sesuatu. Membuat film tak semudah membalikan telapak tangan, butuh usaha dan sebuah tim agar film tersebut bisa terealisasikan dengan baik.

Saat ini sudah banyak generasi muda merambah dunia film. Mulai dari film pendek sampai film documentary. Ketertarikan mereka tak lepas dari teknologi yang berkembang pesat. Dulu membuat film kita perlu kamera yang besar dengan harga yang mahal. Kini, dengan kamera yang lebih kecil bentuknya, bisa mengahsilkan sebuah visual yang sama dengan kamera besar.

Membuat film bukan hanya membuat angel yang bagus saja. Diperlukan juga pelajaran mengenai produksi, audio, sampai manajeman. Seperti yang dilakukan oleh Aceh Documentary.

Sebuah komunitas yang berasal dari Aceh membuat sebuah lembaga edukasi, produksi, dan apresiasi film serta riset pengembangan film berbasis komunitas.

Sejak 2013, komunitas ini mencoba merangkul masyarakat yang tertarik dengan film. Mulai dari memproduksi film layar lebar, video, dan layanan film layar lebar. Aceh Documentary juga mendorong implementasi medium film dalam kampanye sosial, lingkungan, pendidikan, budaya dan kearifan lokal.

Tim Aceh Documentary terdiri dari individu yang memiliki pengalaman yang matang, mulai dari creative director, director, producer, DoP, art director.

Proses tak mengkhianati hasil, setelah 7 tahun berdiri, Aceh Documentary sudah memproduseri 63 Judul film dokumenter, 125 Sutradara muda, lebih 300 event screening.

Sebagai pendiri Aceh Documentary, Faisal Ilyas berharap melalui industri kreatif ini, bisa menumbuhkan ekosistem industri kreatif di Aceh.

Aceh Documentary merupakan salah satu finalis Kreatif Lokal Award 2020. Dengan kategori Video, Aceh Documentary menjadi salah satu finalis yang memiliki keunikan tersendiri.

 

 

Pemilihan pemenang akan dinilai oleh dewan juri. Mulai dari Deputi Bidang Pemasaran Kemenparkraf, Nia Niscaya, Chief of HC Management, Direktur SDM dan Marketing Adira Finance, Swandajani Gunadi, Founder of Udemy Indonesia, Daniel Tumiwa, CEO KapanLagi Youniverse, Bapak Steve Christian, CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, serta Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli.

Perlu diketahui, Kreatif Lokal Award 2020 merupakan rangkaian acara Festival Kreatif Lokal (FKL) 2020 yang diselenggarakan oleh PT Adiran Finance bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang dimulai bulan Agustus 2020 sampai Januari 2021 mendatang.

 

(*)

Video Terkini