Sukses

Tak Ada Lagi Welcome Drink untuk Menyambut Tamu Hotel di Era Pandemi Covid-19

Sebagai ganti welcome drink, pihak hotel justru menyediakan welcome kit. Apa saja isinya?

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 mengubah wajah layanan sektor perhotelan. Segala sentuhan dan kontak fisik diminimalisir demi menekan penyebaran virus corona baru. Maka, banyak hal diubah, termasuk menghilangkan welcome drink yang biasanya disediakan bagi tamu hotel yang akan check-in.

Hal tersebut disampaikan Rosa Aryanti, Regional Director of Sales Wyndham Hotels & Resorts, Inc., dalam jumpa pers virtual Traveloka Epic Sale, Rabu, 5 November 2020. Penghilangan welcome drink diambil untuk mengantisipasi penyebaran infeksi karena penggunaan alat makan bersama.

Sebagai ganti, mereka menyediakan welcome kit. "Isinya ada sarung tangan, masker, dan botol kecil berisi hand sanitizer. Treatment-nya sudah beda," kata Rosa.

Sementara, prosedur penerimaan tamu hotel juga makin kompleks. Jika dulu semua bisa masuk bila lolos pemeriksaan barang bawaan, tamu kini juga wajib melalui pengecekan suhu. Bila terdeteksi ada demam, pihak hotel akan mengarahkan tamu masuk ruangan karantina yang disiapkan.

"Check-in pun dilakukan digital. Kalau harus ke counter, di counter sudah dipasang pengaman," sambung Rosa.

Selanjutnya, kamar hotel wajib didisinfeksi sebelum tamu check-in dan sesudah check-out. Sesuai protokol kesehatan, kapasitas di restoran dikurangi hingga 50 persen untuk menjaga jarak antar-tamu maupun dengan staf. Selain itu, staf juga berusaha menegakkan disiplin penggunaan masker dengan standar keramahan yang sudah ditetapkan.

"Memang susah ya. Tapi, saya rasa, pertama itu harus berasal dari jaga keselamatan diri sendiri," aku Rosa soal disiplin menegakkan protokol kesehatan tamu di hotel.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Berjalan Perlahan

Ia mengakui pandemi yang sudah berlangsung delapan bulan berdampak besar pada bisnis hotel yang saat ini terdapat 12 cabang. Rosa menyebut pendapatan usaha Grup Wyndham bukan lagi menurun, tapi terjun bebas. 

Namun, pemberlakuan PSBB transisi memberi sedikit titik cerah. Pihaknya sudah mulai kebanjiran pesanan kamar, khususnya untuk cabang di Jakarta, Surabaya, dan Solo. Perjalanan bisnis juga mulai berjalan perlahan.

"Permintaan meeting sudah ada walau pelan," kata dia.

Karena itu, ia menyambut baik sejumlah program promosi yang dijalankan beragam pihak, termasuk Traveloka Epic Sale. Ia optimistis menyambut pariwisata di masa transisi kenormalan baru yang mengedepankan kesehatan dan keamanan sebagai prioritas.

Sementara itu, VP of Market Management Traveloka Accommodation, John Safenson, menyebut staycation dan road trip masih jadi pilihan utama para wisatawan di masa pandemi. Destinasi yang disasar juga tak jauh dari Bali, selain sejumlah kota di Jawa, seperti Yogyakarta, Malang, Batu, dan Banyuwangi.

"Banyak konsumen sudah merindukan Pulau Bali, apalagi pemerintah sudah buka pintu wisatawan untuk ke Bali," sambungnya.

Ia memprediksi wisata domestik masih akan bertahan sebagai opsi utama setidaknya hingga tahun depan, mengingat ketidakpastian berakhirnya pandemi Covid-19. "Wisman, kita belum lihat indikasinya," ujar John seraya kembali mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan secara ketat.