Liputan6.com, Jakarta - Busana tradisional yang muncul dalam drama baru Tiongkok telah memicu debat sengit antara warganet China dan Korea Selatan, di tengah meningkatnya nasionalisme dan kesadaran budaya di kedua negara.
Ketegangan ini dimulai dari unggahan di Weibo memperlihatkan aktor Tiongkok, Xu Kai, memakai busana tradisional. Tampilannya disebut-sebut menyerupai hanbok Korea. Kritik terhadap kosum drama Royal Feast itu pun tak bisa lagi hindari.
Melansir laman South China Morning Post, Sabtu, 7 November 2020, sebagai tanggapan, produser drama Yu Zheng mengunggah ulang foto tersebut dan berkata, "Ini jelas hanfu dari Dinasti Ming, dan itu tak dapat digambarkan sebagai hanbok hanya karena diadopsi di Goryeo, yang merupakan pengikut keadaan Dinasti Ming."
Advertisement
Baca Juga
Goryeo sendiri adalah Kerajaan Korea yang didirikan pada 918 yang jadi Kerajaan Joseon di tahun 1392. Sedangkan, hanfu adalah sebutan tradisional Tionghoa di masa dinasti feodal yang diperintah orang Han, kelompok etnis terpadat di Tiongkok.
Dinasti Ming, yang didirikan Zhu Yuanzhang, seorang Tionghoa Han, memerintah Tiongkok dari 1368 hingga 1644. Saat menerima banyak komentar bernada menyetujui dari pihak Tiongkok, sindiran justru ditujukan pada produser dan orang-orang Tiongkok dilaporkan membanjiri forum thegogo Korea Selatan, mengatakan bahwa klaim Yu tak berdasar.
Di Twitter, pengguna Korea juga membuat tagar seperti #hanbok_isnot_hanfu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tensi Bertambah Panas
Dalam narasinya, seorang pengguna Twitter menulis, "Pengambilalihan budaya (oleh) Tiongkok adalah masalah yang telah lama dianggap serius. Orang China percaya bahwa budaya Korea, seperti K-pop atau hanbok, dll, adalah milik mereka."
Pada Kamis, 5 November 2020, Yu mengunggah sembilan lukisan Tiongkok kuno yang menggambarkan orang-orang dari Dinasti Ming di akun Instagram-nya dan berkomentar, "Korea adalah negara bawahan Tiongkok di Dinasti Ming! Kostum Korea diadopsi dari Dinasti Ming! Ini buktinya!"
Unggahan itu pun tak pelak menambah panas tensi perdebatan antara pengguna internet di kedua negara. Komentarnya bahkan meningkat jadi serangan pribadi maupun politik.
Advertisement