Sukses

Eksplorasi Borneo, 56 Desainer Siap Meriahkan Indonesia Fashion Week 2020

Indonesia Fashion Week 2020 menuntut para desainer tetap kreatif meski mereka dibatasi hanya boleh membuat lima karya saja.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 tak menghalangi Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) untuk menggelar Indonesia Fashion Week (IFW). Gelaran fesyen itu akan berlangsung virtual pada 14-15 November 2020. Penyelenggaraan Indonesia Fashion Week ini sebagai bentuk komitmen untuk mendorong pelaku usaha UMKM, khususnya di industri mode, tetap bertahan.

"Kami akan mengeksplorasi tentang Borneo, Kalimantan, karena selama ini Indonesia Fashion Week lebih banyak menggarap dari Sumatera, Toba, Sumatera Barat, Palembang, Jawa, NTT," ujar President Indonesia Fashion Week (IFW) Poppy Dharsono dalam konferensi virtual tentang Indonesia Fashion Week (IFW) Virtual 2020, Senin (9/11/2020).

Poppy menjelaskan, jika sebelumnya desainer bisa menampilkan hingga 20 baju, kali ini ditetapkan hanya lima baju. Meski begitu, pembatasan itu tak menghalangi para desainer untuk tetap kreatif dan eksis.

"Ada 56 desainer yang ikut serta dalam acara ini. Saya bersyukur dalam waktu yang cepat, mereka dengan senang hati membuat kreasinya agar bisa berpartisipasi dalam Indonesia Fashion Week, meski dilakukan secara virtual," ujar Poppy.

Poppy menambahkan, IFW bertanggung jawab moral kepada publik dan kepada pemerintah serta kepada pemangku kepentingan yang selalu mendukung APPMI. Kata Poppy, pihaknya juga belajar sesuatu yang baru.

"Ke depan mari kita beradaptasi dengan kehidupan baru, perilaku baru, dan cara baru dalam pandemi ini. Memberi energi kepada pengusaha fashion untuk terus melaju di masa pandemi ini," ujar Poppy Dharsono yang juga Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).

2 dari 3 halaman

Sustainable Fashion

Dalam kesempatan itu, Direktur Asia Pasific Rayon, Basri Kamba menyambut positif ajang Indonesia Fashion Week 2020. Selain menggelorakan soal fesyen, acara ini juga menggelorakan tekstil di Indonesia.

"Pasar Indonesia sangat besar, apalagi kita punya tekstil dengan fesyen-fesyennya tersendiri, seperti modest fashion, seperti batik, etnik-etnik yang tersebar. Bagi Asia Pasific Rayon yang hanya memproduksi serat viscose,acara ini perlu disambut bersama-sama," ujar Basri.

Basri menambahkan, saat ini kita tak hanya menggunakan fesyen, tapi juga harus berpikir tentang planet ini. Bagi dia, saat ini Indonesia berkesempatan untuk menguasai sustainable fashion yang sesuai di Indonesia, seperti busana muslim.

President Indonesia Global Compact Network, Yunardy mengatakan bahwa fashion bisa mengatasi dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh industri tersebut. Ke depan, fesyen jadi industri yang sangat menjanjikan.

"Kita perlu bersama-sama untuk bekerja sama, bergotong royong, agar ekonomi berkembang yang melibatkan UKM, tapi pada saat yang sama kita menghindari semua ekses yang ada dampaknya terhadap lingkungan," tegasnya.

Sementara itu, Vice President Tokopedia Marketplace, Inna Chandika mengungkapkan, kolaborasi antara Tokopedia dan APPMI melalui Indonesia Fashion Week (IFW) Virtual 2020 diharapkan dapat mendorong masyarakat lokal, pegiat bisnis, khususnya di industri fesyen, di tengah percepatan adopsi platform digital pandemi.

"Kami juga ingin mengajak lebih banyak orang untuk bangga dengan produk Indonesia. Semua itu untuk menyemangati pemulihan ekonomi yang kini terkena pandemi," ujar Inna.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: