Liputan6.com, Jakarta - Setiap 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional. Untuk memperingati hari tersebut, Halodoc mengadakan diskusi virtual bertema 'Pendekatan Kesehatan Holistik Guna Mewujudkan Indonesia Sehat', Rabu, 11 November 2020.
"Mengapa kita berbicara kesehatan holistik, karena berdasarkan data, pada 2019 biaya kesehatan itu naik sebesar 10,8 persen, lebih tinggi dari inflasi ekonomi. Jadi, untuk menjaga kesehatan perlu dipikirkan saat masih belum sakit, seperti kesehatan fisik, kesehatan holistik, dan kesehatan mental," ujar VP Marketing Halodoc, Felicia Kawilarang.
Advertisement
Baca Juga
Felicia menambahkan, karena Indonesia dalam kondisi pandemi corona Covid-19, masyarakat harus memprioritaskan untuk hidup lebih sehat. Bagi Felicia, kita harus memahami kesehatan diri sendiri.
"Halodoc selalu mendorong bagaimana agar hidup lebih sehat dalam keseharian. Oleh karena itu, Halodoc juga berkomitmen untuk menjadi teman hidup sehat bagi masyarakat," imbuh Felicia.
Sementara itu, dokter Theresia Novi, Ketua Komite Medik Halodoc, juga menekankan pentingnya pendekatan kesehatan holistik untuk menghindari infeksi COVID-19. Menurut dia, Covid-19 menyerang tubuh manusia dengan gejala yang berbeda-beda karena dipengaruhi beberapa hal, seperti jumlah virus, penyakit penyerta, gaya hidup, usia, dan kemampuan respons imun tubuh.
"Pendekatan kesehatan holistik meliputi fisik saja, mental, dan sosial, memainkan peran krusial dalam penanganan pandemi ini. Oleh karena itu, setiap individu dianjurkan untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik bagi tubuh dan mental. Selain itu, perlunya menjaga hubungan baik dengan satu sama lain," tutur Felicia.
Saksikan video pilihan di bawah ini :
Perlu Gizi Seimbang
Dalam pandangan psikolog klinis Rena Masri, kondisi mental seseorang sangat memengaruhi kualitas kesehatan dan well being sebagai manusia. Kesehatan mental seseorang dipengaruhi tekanan baik dari internal, maupun eksternal.
"Pandemi yang membuat berbagai perubahan terjadi dalam waktu cukup cepat, sangat berpotensi mengganggu kesehatan mental berbagai lapisan masyarakat. Disinilah langkah konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional menjadi semakin krusial sebagai deteksi dini dan menghindari risiko jangka panjang seperti depresi, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) maupun OCD (Obsessive Compulsive Disorder)," katanya.
Menurut Rena, peran telemedisin yang menghubungkan pengguna dengan tenaga kesehatan secara lebih cepat dan mudah. Tak hanya itu, telemedisin juga dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan mental di tengah pandemi corona Covid-19.
Sementara itu, asupan gizi yang seimbang juga berperan penting dalam menjaga kualitas kesehatan yang baik. Menurut dokter dan spesialis gizi klinik, Eva Maria Christine, asupan gizi seimbang sangat erat hubungannya terhadap kesehatan tubuh dan berpengaruh pada sistem imunitas yang optimal serta membantu beberapa isu terkait mental.
"Asupan gizi seimbang, yaitu 45--60 persen karbohidrat, 15--20 persen protein, 20--25 persen lemak, dan vitamin serta mineral yang sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi). Jangan lupa memenuhi kebutuhan hidrasi harian. Selain itu, jenis makanan yang kita konsumsi juga dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, karena beberapa makanan juga berfungsi sebagai mood booster yang baik untuk menurunkan stres seperti gandum, coklat, alpukat, dan kacang almond,” kata Maria.
Advertisement