Sukses

Labuan Bajo Jadi Percontohan Pelaksanaan Protokol Kesehatan Terintegrasi di Sektor Pariwisata Indonesia

Pemerintah menggelar simulasi protokol kesehatan, keselamatan, dan keamanan di Labuan Bajo yang melibatkan 23 kementerian/lembaga. Ini menjadi yang pertama kali hadir di Indonesia dalam sektor pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki era kebiasaan baru dalam masa pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia siap dongkrak kembali roda destinasi wisata prioritas didampingi dengan sejumlah protokol baru. Untuk itu, pemerintah melangsungkan simulasi protokol keamanan, keselamatan, dan kesehatan di salah satu destinasi wisata super prioritas, Labuan Bajo, Kamis, 12 November 2020.

Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki sistem protokol kesehatan, keselamatan, dan keamanan yang terintegrasi.  Labuan Bajo yang merupakan salah satu destinasi wisata super prioritas menjadi proyek percontohan pertama. Berikutnya, sistem protokol ini kemudian akan disimulasikan di 10 destinasi pariwisata prioritas di Indonesia lainnya, seperti Danau Toba, Mandalika, Bali, Yogyakarta, dan lainnya.

Simulasi protokol tersebut digelar dengan melibatkan lintas kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah terkait dalam rangka menyambut kembali wisatawan di destinasi wisata prioritas. Tujuannya adalah untuk memberi gambaran terkait penerapan keamanan dan keselamatan dalam rangka antisipasi kecelakaan dan bencana di destinasi wisata. Simulasi ini juga untuk memastikan bahwa perlengkapan, serta sarana dan prasarana sudah terintegrasi dengan baik sehingga dapat beroperasi sesuai kebutuhan.

Wishnutama Kusubandio, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyampaikan bahwa sektor pariwisata ke depan tidak cukup mumpuni jika hanya memperhatikan keindahan alam, budaya, seni, infrastruktur, dan konektivitas saja. Namun, para pengelola dan pemerintah daerah juga harus mampu mampu menjamin wisatawan dalam hal kesehatan, keamananan, dan keselamatan.

"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, kita seharusnya melakukan re-strategi terhadap pariwisata Indonesia ke depannya, agar setelah pandemi ini justru pariwisata kita lebih baik lagi. Untuk mencapai itu, pariwisata kita harus lebih komprehensif dan terintegrasi," paparnya dalam siaran langsung Simulasi Protokol Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan dari Labuan Bajo di YouTube dan laman Facebook resmi Kemenparekraf.

Wishnutama menyebut total 23 kementerian/lembaga terlibat dalam pelaksanaan protokol kesehatan, keselamatan, dan keamanan di destinasi pariwisata. Menurutnya, protokol ini juga menjadi hal penting untuk mempercepat pemulihan pariwisata, serta mewujudkan pariwisata yang jauh lebih berkualitas, aman, dan nyaman.

"Simulasi hari ini mengangkat tentang protokol keamananan COVID-19 di destinasi pariwisata prioritas melalui tiga skenario penting lainnya, yaitu penanganan bencana alam, serangan jantung, kecelakaan kapal, terbakar, dan tenggelam," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kualitas Kolaborasi Jadi Kunci

Presiden Joko Widodo, dalam sebuah rekaman yang ditayangkan dalam acara yang sama mengungkapkan bahwa simulasi ini sudah dipersiapkan berbulan-bulan dengan sangat matang dan didukung oleh lintas kementerian dan lembaga. "Simulasi ini dipersiapkan untuk bisa menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan wisatawan untuk hadir kembali di Labuan Bajo, dan di destinasi pariwisata lainnya," ujarnya.

Simulasi protokol kesehatan dilakukan sesuai dengan protokol COVID-19, meliputi kebersihan dan aturan yang belaku di hotel dan tempat menginap, pengecekan suhu tubuh, dan penanganan keadaan darurat. Protokol keselamatan dan keamanan juga dilakukan sebagai penanggulangan jika terjadi bencana alam, kondisi sakit, dan juga kecelakaan kapal dengan mengerahkan berbagai anggota lintas lembaga. Lembaga tersebut melibatkan TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Darat, BNPB, POLRI, BASARNAS, BMKG, dan lembaga lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pentingnya kerja sama dan komitmen yang terintegrasi agar sistem protokol tersebut dapat berjalan baik bagi perkembangan pariwisata Indonesia ke depannya. "Tidak ada satu pun instansi yang kerjanya sendiri-sendiri. Kolaborasi ini memang akan jadi perjalanan sulit, tapi saya percaya koordinasinya akan terintegerasi dengan baik seperti simulasi tadi," katanya.

Ia mengingatkan agar semua pihak di Indonesia belajar untuk selalu bekerja sebagai tim. Hal itu menjadi kunci penyelesaian segala permasalahan, termasuk mengatasi pandemi Covid-19 yang angka positifnya masih terus naik setiap hari.

"Tanpa team work yang bagus itulah penyebab kita tidak ada kemajuan. Sudah dilakukan juga simulai yang bagus, kalau kita melakukan simulasi seperti ini, pengalaman saya mengatakan kemungkinan kita melakukan kesalahan itu akan kecil, setiap orang tahu siapa berbuat apa dan tingkat risikonya bisa dihitung," imbuhnya lagi.

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina, menambahkan pihaknya segera membangun posko terpadu agar bisa cepat menginformasikan kejadian-kejadian yang butuh penanggulangan segera. Jika terjadi keadaan darurat, wisatawan bisa menekan emergency call di aplikasi Indonesia Care yang langsung terhubung dengan posko terpadu.

"Wisatawan tidak perlu takut lagi untuk berkunjung ke Labuan Bajo karena kami akan menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan mereka," janjinya. (Brigitta Valencia Bellion & Vriskey Herdiyani)