Liputan6.com, Jakarta -Â Berawal dari penyedia jasa ojek melalui call center, Gojek kini telah memiliki 20 lebih layanan dalam satu aplikasi dengan 10.000 lebih merchant sejak didirikan pada 2010.
Memasuki usia ke-10, startup berstatus unicorn ini sudah punya dua juta mitra pengemudi dari awalnya hanya 20 mitra. Hal itu diungkapkan Co-CEO Gojek Kevin Aluwi pada konferensi pers virtual Hari Jadi ke- 10 Gojek, Kamis, 12 November 2020. Ia berharap ke depan Gojek bisa terus hadir dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.
"Di ulang tahun ke-10 ini, saya bangga dan bersyukur dengan pencapaian Gojek sampai saat ini, juga dengan cara kami merespons dan beradaptasi di tengah situasi sulit, melalui inovasi dan kerja keras dari seluruh tim di Gojek," ucap Kevin.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu investasi strategis yang dilakukan Gojek pada 2020 adalah mengintegrasikan aplikasi Gojek secara global di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Thailand.Â
Dalam kesempatan yang sama, Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menyampaikan, pada 2020 sendiri, pendapatan Gojek berhasil mencetak laba operasional di luar biaya headquarter (HQ) atau yang disebut juga dengan istilah contribution margin positive.
Prestasi tersebut dinilai sudah cukup baik untuk bisa dicapai di tengah pandemi. Hal itu bia terjadi karena adanya dorongan investasi yang terfokus pada sejumlah area strategis. Misalnya inovasi produk dan layanan, serta otomatisasi yang berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas performa aplikasi Gojek.
Pihak Gojek juga mengungkapkan enam jurus mereka bisa bertahan di tengah pandemi.
1. Komunikasi terkait protokol kesehatan yang komprehensif
2. Kepedulian terhadap pelaku kepentingan
3. Informasi mengenai kesehatan dan rekomendasi bagi para pengguna
4. Terhubung dengan aplikasi telemedicine dan layanan kesehatan
5. Mendukung kebijakan pemerintah terkait protokol kesehatan
6. Kanal komunikasi yang efektif.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tumbuh 80 persen
"Ke depannya, kami akan terus mengoptimalisasi pertumbuhan di layanan utama untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," terang Andre.
Andre menjelaskan jika pihaknya berencana untuk terus meningkatkan pertumbuhan tersebut dengan memfokuskan investasi pada beberapa area utama tahun depan. Gojek juga terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan digitalisasi UMKM di Indonesia dan Asia Tenggara.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan Gojek adalah ekosistem merchant, yang jumlahnya terus bertumbuh hingga 80 persen menjadi 900 ribu merchant dari 500 ribu pada tahun lalu. Peningkatan signifikan ini terutama didorong oleh digitalisasi merchant UMKM di masa pandemi
Gojek juga melakukan berbagai inisiatif, termasuk bekerjasama dengan pihak ketiga untuk memperluas akses pelaku UMKM dalam menawarkan layanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Misalnya saja layanan belanja sehari-hari seperti GoShop dan GoMart. Dikembangkan sejak awal 2020, dua layanan tersebut sudah mengalami peningkatan sebanyak 500 persen sejak awal pandemi.
Kevin juga bersyukur ekosistem Gojek dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia. Hal itu diketahui dari laporan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, nilai produksi ekosistem Gojek setara 1 persen PDB nasional.
"Itu semua bisa dilakukan berkat tiga aplikasi super. Mungkin banyak yang mengenal aplikasi hanya untuk konsumen, tapi ada juga untuk driver dan merchant. Hal ini bisa dilakukan berkat dukungan dari semua ekosistem tersebut," pungkas Kevin.
Advertisement