Sukses

Kontroversi Stereotip Perempuan Korea yang Muncul di Vogue Italia

Dalam artikelnya, Vogue Italia menyebut Korea Selatan sebagai negara aneh yang perempuannya diatur dalam stereotip kaku.

Liputan6.com, Jakarta - Warganet Korea tak lagi menahan diri saat membanjiri Vogue Italia dengan ragam kritik pedas. Tindakan ini dilatarbelakangi penyebaran stereotip dinilai negatif tentang perempuan Korea.

Mengutip laman allkpop, Senin (16/11/2020), isu tersebut muncul setelah Vogue Italia menerbitkan artikel tentang K-Beauty pada awal November. Dalam artikel, pihaknya menggambarkan Korea sebagai negara yang aneh.

Pasalnya, obsesi terhadap penampilan dan pengejaran kesempurnaan estetika tiada henti yang diatur stereotip kaku tampaknya masih betah tinggal di kehidupan sosial warga Negeri Ginseng. Anekdotnya diilustrasikan perempuan Korea selalu harus bangun sebelum suami mereka agar tak memperlihatkan wajah telanjang.

Ditambah, gambar perempuan Asia setelah operasi plastik, semua komponennya menambah bahan bakar ke dalam tensi yang sudah terlanjur tinggi. Warganet pun mengungkap kemarahan mereka lewat sederet komentar.

Beberapa di antara perempuan Korea ini bahkan mengaku lupa kapan merias wajah setelah menikah hanya untuk tampil selalu sempurna di depan suami mereka. "Apakah mereka baru saja menulis artikel ini setelah menonton banyak drama Korea?" tulis seorang pengguna Instagram.

"Saya rasa, tak ada yang salah saat kita merias diri untuk kepuasan pribadi. Mengapa dikesankan malah untuk menyenangkan orang lain?" sambung yang lain.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

K-Beauty dan Dampaknya pada Perempuan Korea

Isu terkait K-Beauty dan bagaimana popularitasnya memengaruhi perempuan Korea, juga perempuan di dunia secara keseluruhan sebenarnya bukan narasi baru. Berdasarkan laporan South China Morning Post, Michael Hurt, sosiolog visual dan profesor di Hankuk University of Foreign Studies di Seoul menjelaskan, muncul ide perempuan Korea begitu cantik karena produk perawatan kulit Korea sangat luar biasa.

"Ini bukan karena orang Korea punya filosofi kecantikan kuno, itu karena tubuh Anda adalah aset nomor satu di dunia. Sementara untuk pria, harapan sosialnya adalah jangan gemuk, potong rambut yang bagus, dan berpakaian bagus," katanya.

"Jika yang harus Anda lakukan untuk sukses sebagai seorang perempuan adalah berpakaian cantik, jangan terlalu gemuk, lihat baik-baik, Anda akan memiliki 'lebih sedikit masalah'. Dalam budaya di mana kecantikan wanita sangat diatur, tentu Anda akan memiliki semua produk ini," sambungnya.

Di Korea Selatan, seperti halnya di belahan dunia lain, mitos kecantikan masih jadi realita bagi perempuan. Mengejar kecantikan sering kali jadi harapan, terutama bagi mereka yang mencari kesuksesan sosial dan profesional.

"Bila saya tak memakai riasan, rekan kerja saya akan mengatakan sesuatu seperti, 'Mengapa wajah Anda begitu lelah dan tampak meleleh?'" kata seorang konsultan keuangan berusia 20-an yang lebih suka tak disebutkan namanya.

Meski industri kecantikan Korea telah mendiversifikasi selama beberapa dekade terakhir, dengan rentang warna lebih luas, teknik baru seperti bronzing, dan eksperimen seperti lipstik transparan atau eyeshadow berwarna karat, Marie Lee, perempuan yang belajar di Inggris sebelum kembali ke Seoul, mengatakan bahwa kuncinya masih tentang penampilan yang serasi.

"Anda bisa cantik dengan cara yang berbeda, tapi Anda tetap harus menjaga kecantikan itu. Anda harus menunjukkan bahwa Anda peduli dengan penampilan Anda," ungkapnya.