Liputan6.com, Jakarta - Adalah Zeena Ali, perempuan 30 tahun yang tak hanya dinyatakan lulus sebagai petugas polisi pada pekan lalu. Ia juga jadi orang pertama di Selandia Baru yang mengenakan seragam hijab bagi anggota kepolisian Negeri Kiwi.
Melansir laman nzherald, Rabu (18/11/2020), saat serangan teror Christchurch terjadi, Ali terinspirasi untuk bergabung dengan polisi guna membantu komunitas Muslim. Menjelang kelulusan, ia turut berkontribusi dalam mendesain pakaian yang berfungsi untuk peran barunya, tanpa mengorbankan cara berbusana sesuai keyakinan.
Ia menjelaskan bahwa proses desain seragam hijab sebenarnya sudah dimulai, bahkan sebelum ia menjalani pendidikan di Police College. Ali akhirnya membantu menguji coba berbagai bahan dan gaya, serta menawarkan rekomendasi, juga perbaikan.
Advertisement
Baca Juga
Perubahan lebih lanjut dilakukan sebelum kursus rekrutmen dimulai sehingga ia memiliki perlengkapan yang diperlukan, bahkan punya seragam hijab untuk dipakai dalam acara kelulusan. Ali nantinya akan ditempatkan di daerah Tamaki Makaurau.
"Senang rasanya bisa keluar dan menunjukkan jilbab Kepolisian Selandia Baru sebagai bagian dari seragam saya," katanya. "Saya pikir melihat itu, akan lebih banyak wanita Muslim yang ingin bergabung."
Ali ingat saat memutuskan mengalihkan kariernya dari layanan pelanggan ke penegakan hukum. "Salah satu penjaga keamanan tempat saya bekerja akan bergabung dengan polisi dan ia meminta saya untuk membantunya," katanya.
"Saat saya memulai proses itu, serangan teror Christchurch terjadi dan saat itulah saya menyadari lebih banyak wanita Muslim dibutuhkan di kepolisian, untuk pergi dan mendukung orang-orang dengan hal-hal seperti ini," sambung pengguna pertama seragam hiijab bagi anggota polisi Selandia Baru tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mementingkan Keberagaman
Ali mengaku bangga bisa mewakili komunitas Muslim, terutama perempuan, dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk bergabung dengan polisi dan membantu memperluas demografi garis depan.
Seragam hijab menurutnya berperan sebagai solusi bagi perempuan yang sempat terpikir bergabung dengan kepolisian. Tapi, mereka tak yakin bagaimana peran tersebut akan berjalan selaras dengan agama atau budaya.
"Polisi berusaha keras memastikan jilbab yang saya pakai memenuhi persyaratan kesehatan dan keselamatan, serta kebutuhan pribadi saya," jelasnya. "Mereka bekerja sama dengan Massey Design School, mereka datang dan mengunjungi saya dan kami membuat perubahan pada hijab."
Ali mengatakan, ia menghargai pihak kepolisian karena mempertimbangkan kebutuhan pribadinya, baik di perguruan tinggi maupun dalam peran di masa depan. "Di perguruan tinggi, mereka memiliki musala dan makanan halal," katanya.
Menghargai keragaman adalah satu dari enam nilai inti Polisi, di samping profesionalisme, rasa hormat, integritas, empati, dan komitmen terhadap Maori dan Perjanjian Waitangi.
"Kami menyadari nilai dari perspektif dan pengalaman yang berbeda untuk membuat kami lebih baik dalam apa yang kami lakukan," kata pihak kepolisian.
"Kami membutuhkan orang-orang dengan berbagai keterampilan, latar belakang, dan tingkat pengalaman. Keragaman sangat penting agar kami dapat melayani kebutuhan komunitas Selandia Baru secara efektif, baik sekarang maupun di masa depan," tutup pihaknya.
Advertisement