Sukses

Cerita Bisnis Tas dan Sepatu Lokal Berdayakan 3 Desa Penjahit di Masa Pandemi

Sekarang, sudah ada ratusan mitra penjahit yang memenuhi ribuan pemesanan tas dan sepatu lokal yang masuk setiap bulannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi tak mengecualikan dampaknya pada tiga desa di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di mana sebagian besar warganya bekerja sebagai penjahit. Berkurangnya pesanan membuat mereka kembali turun ke ladang.

Namun, lewat bisnis sepatu di bawah label shoppingshoess, Hanna Suhardi berhasil mengembalikan geliat desa-desa penjahit di kawasan tersebut. Dalam menjalankan bisnis sepatu wanita dan tas pria, Hanna memiliki keinginan untuk mandiri.

Berdasarkan keterangan resmi pada Liputan6.com, Rabu, 18 November 2020, keterbatasan modal untuk menyewa gerai membuat Hanna memilih menjual produknya melalui marketplace. Diawali dengan menjual sepatu dari pedagang lain lima tahun lalu, ia kini mampu memproduksi tas dengan merek sendiri.

Bermodal membaca tren dan sedikit pemahaman desain, Hanna mengayomi lebih dari 100 orang penjahit dari dua desa di Jawa Barat dan satu desa di Jawa Tengah. Kuota tersebut dinilai bisa memenuhi pesanan yang bisa mencapai lebih dari sembilan ribu order setiap bulannya.

Ketika memulai bisnis berjualan tas dan sepatu lokal, Hanna memiliki visi untuk tak hanya mandiri secara finansial. Ia bertekad memberdayakan dan menyejahterakan para pegawai, serta komunitas di sekitarnya.

"Saya percaya kita bisa maju dengan tak hanya memikirkan diri sendiri. Prinsip saya, rezeki itu bukan hanya milik sendiri, tapi milik bersama. Sehingga, saya terus semangat menjalankan bisnis shoppingshoess di Lazada supaya para mitra penjahit dan karyawan yang bekerja dengan saya juga bisa merasakan manfaatnya," ujar Hanna.

Hanna yakin bahwa usaha tas dan sepatu lokal miliknya bisa terus berkembang berkat kerja sama yang baik dengan seluruh karyawan, juga mitra. Sebagian besar mitra penjahit adalah penjahit berpengalaman yang biasa menerima ratusan pesanan dari konveksi sebelum pandemi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Semata Berjualan

Menyadari banyak orang yang bergantung pada bisnis tas dan sepatu lokal miliknya, Hanna selektif dalam memilih marketplace. Ia memilih fokus mengembangkan bisnis di Lazada dengan pertimbangan keberadaan fitur pembelajaran dan edukasi untuk para penjual.

Selain dapat mengakses banyak modul pelatihan melalui Lazada University, adanya fitur Bisnis Analis juga membantu menganalisa data. Juga, merencanakan strategi bisnis lanjutan untuk meningkatkan traffic, serta penjualan.

"Saya sudah lima tahun bergabung dengan Lazada dan semakin aktif sejak 2017. Saya juga selalu mengikuti berbagai kampanye belanja Lazada setiap tahun, termasuk Ulang Tahun Lazada, Idul Fitri, serta Festival Belanja 11.11 dan 12.12 karena hasil penjualan selalu meningkat signifikan," katanya.

Sementara, untuk Festival Belanja 11.11 dan 12.12 tahun ini, Hanna sudah mempersiapkan kecukupan stok barang, sekaligus berbagai promosi menarik. Ia juga tengah mempersiapkan produk baru yang akan diluncurkan saat festival belanja mendatang.

Menurut pengalamannya, memperkenalkan produk baru saat festival belanja adalah salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan karena traffic ke toko jauh lebih besar dibanding hari biasa.

Haikal Bekti Anggoro, SVP Traffic Operations & Sellers Engagement Lazada Indonesia, mengatakan, "Lazada memungkinkan akses ke berbagai fitur dengan beragam manfaat, mulai dari memasang iklan, sampai meningkatkan kunjungan, semua tersedia di Seller Center kami."

"Para seller juga dapat saling belajar dan berbagi pengalaman melalui komunitas Lazada Club walau selama delapan bulan ke belakang telah diadakan secara virtual," sambungnya.

Haikal menyatakan, "Jadi penjual di e-Commerce tak mudah. Penjual yang serius pasti memerlukan informasi dan tren terkini agar tak ketinggalan. Fitur Bisnis Analis memberi data real-time mengenai kinerja toko di platform yang bisa digunakan untuk menetapkan strategi penjualan."

"Kami memang ingin Lazada tak hanya jadi platform untuk berjualan, namun juga tempat penjual meningkatkan kemampuan dalam memasarkan produk secara digital," tandasnya.Â