Liputan6.com, Jakarta - Nama Josua Hutagalung belakangan wara-wiri di media sosial. Warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara itu dilaporkan menjual batu meteor yang menghantam rumahnya pada awal Agustus lalu.
Melansir laman Antara, Kamis (19/11/2020), batu meteor tersebut diakuinya telah dibeli pria asing asal Amerika “Betul, bang. Sudah kujual batu itu seharga (Rp)200 juta pada seorang bule dari Bali. Jadi, bule itu yang datang langsung ke rumah dan langsung dibayar cash," terang Josua.
Namun demikian, cerita ini mendadak viral setelah ada pemberitaan bahwa penjualan batu meteor ini mencapai 1,4 juta poundsterling atau sekitar Rp26 miliar. Lewat keterangan resmi pada Liputan6.com, Kamis (19/11/2020), pihak pembeli batu meteor tersebut, Jared Collins, menjelaskan kronologi pembelian.
Advertisement
Baca Juga
Pada 7 Agustus 2020, Collins, penggemar meteorit yang ditinggal di Bali, dihubungi sesama penggemar meteorit yang sedang berada di Amerika Serikat. Ia diminta membantu mendapatkan sebuah meteorit yang jatuh di Sumatra Utara milik Josua.
Tertarik dengan kisah Joshua dan memiliki pengetahuan, serta minat pada meteorit, Collins setuju membantu koleganya. Ia kemudian ditugaskan memeriksa keaslian meteorit yang ditemukan Joshua, melindungi meteorit tersebut dari kemungkinan kerusakan dan kontaminasi yang terjadi akibat penanganan tak tepat.
Nilai transaksi batu meteor ini telah disetujui Joshua dan kolega Collins yang dilakukan oleh kedua belah pihak tanpa melibatkan Collins. Joshua menetapkan harga yang kemudian disetujui kolega Collins.
"Baik Josua maupun orang Amerika yang tinggal di luar negeri ini sepakat bahwa prosesnya adil dan diterima dengan baik oleh kedua belah pihak," begitu bunyi penggalan dalam keterangan resmi.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Nilai Sebenarnya dari Batu Meteor
Collins kemudian berangkat ke Sumatra Utara dan bertemu Joshua untuk melihat keaslian meteorit tersebut. Juga, melindungi meteorit yang dimaksud untuk dikirim secara aman pada koleganya.
"Mengklarifikasi berita yang saat ini beredar tentang perkiraan nilai pembelian batu meteorit tersebut, dapat dipastikan bahwa angka yang disebutkan sama sekali tak benar dan tak tepat," tegasnya.
Adapun nilai sebenarnya adalah kerahasiaan kedua belah pihak, baik Joshua maupun kolega Collins, yang mengambil alih meteor tersebut, berdasarkan kesepakatan bersama. Tapi, jumlah yang dibayarkan atau diterima bukanlah Rp200 juta. "Bukan juga harga yang terlalu dibesar-besarkan sejumlah Rp25 miliar," imbuhnya.
"Saat ini tak ada meteorit dengan nilai seperti itu, dan, tentu, tak ada kolektor yang akan membayar harga tersebut," tegas pihaknya.
Jared Collins dijelaskan menerima penggantian untuk biaya perjalanan dan waktu yang dihabiskan dalam membantu koleganya. Ia menyebut tak memiliki batu meteorit yang dimaksud dan tak menjualnya pada pihak lain yang memiliki meteorit tersebut saat ini.
"Tujuan akhir dari keterlibatan Jared Collins sebagai penggemar meteorit adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk secara pribadi menyaksikan dan secara fisik memeriksa meteorit yang penting secara ilmiah ini," tandasnya.
Advertisement