Sukses

Lukisan Bertema Solidaritas di Masa Pandemi Raih Penghargaan UOB Painting of the Year 2020

Lukisan karya Prabu Perdana menggambarkan kesadaran untuk menjaga jarak di tengah pandemi yang sedang berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta -  Pandemi corona Covid-19 memang membuat banyak bidang usaha mengalami penurunan dan bahkan kerugian. Namun pandemi juga bisa membuat banyak orang termasuk seniman menghasilkan karya-karya yang lebih inovatif dan inspiratif. Hal itu setidaknya terlihat dalam ajang penghargaan UOB Painting of the Year (Indonesia) 2020.

Ajang ini dimenangkan oleh Prabu Perdana, seniman asal Bandung, Jawa Barat, atas lukisannya yang berjudul Isolated Garden. Dalam karya seninya, Perdana merefleksikan tema 'Solidaritas' dengan menggambarkan kesadaran untuk menjaga jarak di tengah pandemi yang sedang berlangsung.

Perupa 36 tahun tersebut terinspirasi oleh kesendirian saat berada di taman dan ia mengubahnya menjadi ruang kerja yang nyaman dan kondusif.  Kreativitasnya berkembang saat ia mengelilingi dirinya dengan barang-barang pribadinya, ditemani oleh ketenangan lanskap taman. Suasana taman tersebut menyerupai suasana di Taman Batu yang terletak di dataran tinggi Bandung, Jawa Barat.

"Karya seni saya menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan bahkan saat kita mendapat kekuatan dari kesendirian di tengah jarak sosial untuk mengatasi pandemi ini," terang Prabu Perdana dalam Virtual Awarding Ceremony UOB Painting of the Year 2020, Kamis, 19 November 2020.

"Hal ini juga melambangkan harapan kalau di masa pandemi ini kita harus tetap tangguh dalam solidaritas untuk menghadapi masa depan. Sebagai perupa profesional, saya merasa terhormat memenangkan penghargaan ini dan berharap dapat mewakili Indonesia untuk bersaing mendapatkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year," tambahnya.

Karya seni Prabu Perdana memberi kesan tersendiri bagi para juri yang terdiri dari para praktisi seni rupa Indonesia. Mereka adalah, Dr Agung Hujatnikajennong, kurator seni independen dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung; Asikin Hasan, kurator Salihara dan anggota Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia; dan Ay Tjoe Christine, salah satu perupa wanita kontemporer terkemuka di Indonesia yang karyanya telah dipamerkan di Asia.

Sebagai pemenang kompetisi UOB Painting of the Year (Indonesia) 2020, Prabu Perdana mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp250 juta. Karya seninya akan bersaing dengan pemenang dari Malaysia, Singapura dan Thailand untuk penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year yang akan diumumkan pada 3 Desember 2020. Ia juga berkesempatan untuk memenangkan program residensi di Fukuoka Asian Art Museum.

Sementara itu, untuk Kategori Perupa Pendatang Baru , Michelle Felicia Darmawan yang berusia 17 tahun memenangkan penghargaan Most Promising Artist of the Year 2020 untuk lukisannya yang berjudul This Too Shall Pass.  Lukisan tersebut mewakili situasi pandemi yang tidak pasti dan dampak yang ditimbulkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Gejolak Batin

Bagi mereka yang melihat ketidakpastian sebagai kemunduran, mereka mungkin akan merasa putus asa dan lelah. Michelle berharap lukisannya tidak hanya menjadi catatan masa-masa sulit bagi mereka yang menghadapi gejolak batin, tetapi juga sebagai pengingat bahwa situasi ini akan berlalu.

"Tahun 2020 menandai tonggak penting karena merupakan peringatan 10 tahun UOB beroperasi di Indonesia dan juga tahun ke-10 kami menyelenggarakan kompetisi UOB Painting of the Year di Indonesia. Tahun ini tentunya jadi ujian bagi kita semua, tetapi situasi ini seharusnya tidak menghentikan kita untuk melakukan sesuatu demi kebaikan masyarakat yang lebih besar," ucap Hendra Gunawan, Presiden Direktur UOB Indonesia.

"Kami telah melihat seni Indonesia berkaliber tinggi yang diciptakan oleh banyak perupa berbakat, termasuk para alumni pemenang UOB Southeast Asian Painting of the Year, dan kami berharap dapat melihat lebih banyak perupa berbakat Indonesia yang memperoleh pengakuan atas prestasi mereka," lanjut Hendra Gunawan.

Hendra Gunawan menambahkan, kompetisi ini merupakan wadah bagi perseroan untuk menghubungkan perupa lokal dengan lebih banyak peluang di pentas seni regional dan internasional.