Sukses

Keindahan Budaya Nusantara Bakal Warnai Koleksi Para Desainer di JFW 2021

Para desainer bakal mempersembahkan koleksi dengan nuansa Wonderful Indonesia di peragaan busana JFW 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Fashion Week (JFW) 2021 segera menyuguhkan peragaan busana karya para desainer ternama Tanah Air. Bakal terlaksana pertama kalinya secara virtual, gelaran fesyen ini dapat disaksikan mulai 26--29 November 2020.

Untuk suguhan di Jumat, 27 November 2020 nanti, akan ada persembahan Wonderful Indonesia yang menampilkan koleksi dari Albert Yanuar, ETU, dan Lekat. Seperti tajuknya, karya-karya ini bernapaskan keindahan budaya Nusantara.

"Aku ambil tema lebih ke pariwisata Indonesia karena jenuh PSBB di rumah terus, ingin menuangkan imajinasi-imajinasi dn memori indah ke dalam rancanganku," kata desainer Albert Yanuar dalam konferensi pers virtual JFW 2021, Selasa (24/11/2020).

Albert menambahkan, dirinya begitu menyukai berwisata ke destinasi-destinasi di dalam negeri. Kecintaan itu pula yang dibawa ke koleksinya dengan menggunakan teknik embroidery.

"Jadi dibikinnya kayak lukisan. Embroidery-nya 2D cuma kalau dilihat itu timbul," tambahnya.

Kemudian untuk koleksi ETU by Restu Anggraini di koleksi Spring/Summer 2021 mengusung tajuk "Retire." Hal ini merujuk pada pergulatan batin Restu yang tak dapat keluar rumah sejak Januari.

"Total aku nggak keluar rumah dari Januari positif hamil sampai sekarang hampir 11 bulan karena hamilku sempat lemah. Jadi, bolak-balik rumah sakit dan harus bed rest. Pandemi nggak ke mana-mana akhirnya tercetulah koleksi ini," katanya.

Koleksi ini dikatakan Restu lebih ke harapan untuk segala kondisi. Meski secara fisik tak dapat bepergian, namun imajinasi tetap harus mendobrak mencari sesuatu yang baru.

Sementara Creative Director Lekat, Amanda Indah Lestari, mengatakan bahwa koleksi tahun depan akan masih sama seperti tahun ini. "Pas JFW saja saya bikin lebih mengikuti yang kita sekarang ini, kasual. Orang sekarang pergi tertentu banget jadi lebih fleksibel, walau masih ada kayak detail-detail dari Lekat," kata Mandy, begitu ia akrab disapa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Yosafat Dwi Kurniawan, KAMI, dan Batik Chic

Untuk fashion show JFW 2021 pada Minggu, 29 November 2020 turut menghadirkan Wonderful Indonesia Presents Batik Chic, Kami, Yosafat Dwi Kurniawan. Untuk Yosafat, koleksi yang akan ia hadirkan mengusung tajuk "Tribe."

"Kalau bahasa Indonesianya suku, karena di sini aku ingin menggambarkan berbagai macam budaya dan segala macam suku yang ada di dunia, termasuk di Indonesia," jelasnya.

Yosafat menambahkan, tribe sendiri diterjemahkan sebagai kumpulan dari beberapa keluarga yang jadi satu. Kondisi ini mengingatkannya ketika pembatasan wilayah yang membuat tak dapat pulang hingga rindu kembali ke rumah.

"Akhirnya aku memutuskan develop kain-kain lagi seperti biasa dari kampung halamanku di Pekalongan. Jadi, koleksi ini ada batik yang kita custom, bikin sendiri motifnya dengan filosofinya sendiri juga. Banyak kain-kain lain yang kita bikin. Koleksinya aku maunya modern dan kontemporer," jelasnya.

Creative Director KAMI, Nadya Karina, menyebut, pihaknya akan membawa koleksi bertajuk "Banda." Kata ini sendiri berarti harta karun dengan membawa tema Nusantara.

"Mengikuti sekarang lagi Covid-19, orang-orang prefer baju yang lebih simpel karena sebenarnya kita nggak berhenti bekerja. Tapi, semuanya dilakukan di rumah jadi as simple as possible kayak tetap harus proper tapi nggak ribet di rumah," jelasnya.

Karin menambahkan, ia juga menggabungkan nuansan Jawa, yakni dari batik dan Suku Dayak dari Kalimantan yang dikenal lewat sulaman tas dari rotan untuk mengambil motifnya.

"Pengin banget batik, tapi yang kontemporer dan modern karena motif batik itu cenderung geometris seperti kawung, parangtritis, dan kalau misalnya motif anyaman dari Dayak itu sudah dari awalnya karena anyaman bentuknya geometris," lanjutnya.

Sementara, Founder and Creative Director Batik Chic, Novita Yunus, menyebut Batik Chic sempat bereksperimen menggunakan batik lawang sewu. "Instead of using canting, kita pakai brush stroke artinya kita bikin variasi motif," jelas Novita.

Ia juga menggabungkan batik lawas dari Pekalongan dengan gambar merak yang memiliki filosofi kelembutan, kekuatan, dan tangguh. "Kita gabungkan dengan embroidery, kemudian tetap pakai eksperimen yang sudah lakukan sekarang kerja sama dengan perajin di Jawa Tengah, yaitu brush stroke tadi dan lawang sewu kita kombinasikan," jelasnya.