Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan Meghan Markle dan Pangeran Harry tiada henti jadi sorotan publik. Ada beragam cerita yang telah terlewati saat mereka menetap di Montecito, Santa Barbara, Amerika Serikat. Salah satunya saat Duchess of Sussex mengungkap dirinya sempat mengalami keguguran yang parah pada Juli 2020.
Dilansir dari laman Hello Magazine, Kamis (26/11/2020), Meghan Markle menyampaikan ia kehilangan anak keduanya dalam surat terbuka di New York Times. Surat itu diawali dengan deskripsi kegiatannya pada hari itu.
"Pagi itu di bulan Juli yang dimulai seperti hari biasa seperti hari lainnya: membuat sarapan, beri makan anjing, minum vitamin, menemukan kaus kaki yang hilang, mengambil krayon yang berguling di bawah meja. Mengikat rambut saya sebelum mengeluarkan putra saya dari tempat tidurnya," tulis Meghan.
Advertisement
Baca Juga
Perempuan berusia 39 tahun ini melanjutkan, ia merasakan keram setelah mengganti popok Archie. Meghan Markle terjatuh ke lantai dengan sang putra yang ada di pelukannya.
"Menyenandungkan lagu pengantar tidur agar kami berdua tetap tenang, nada ceria sangat kontras dengan perasaan saya bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Saya tahu, saat saya menggendong anak pertama saya, saya kehilangan anak kedua saya," lanjutnya.
Meghan menambahkan, beberapa jam kemudian ia terbaring di rumah sakit dengan memegang tangan sang suami. "Saya merasakan kelembapan telapak tangannya dan mencium buku jarinya, basah dari kedua air mata kami. Menatap dinding putih dingin, mata saya berkaca-kaca. Saya mencoba membayangkan bagaimana kami akan pulih," tulis Meghan.
Ditambahkan, Meghan Markle teringat momen tahun lalu saat dirinya dan Harry merampungkan tur panjang di Afrika Selatan. "Saya kelelahan. Saya sedang menyusui bayi laki-laki kami dan saya berusaha untuk tetap menunjukkan wajah pemberani di mata publik," ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Curahan Hati Meghan
"'Apakah Anda baik-baik saja?" seorang jurnalis bertanya pada saya. Saya menjawabnya dengan jujur, tidak tahu apa yang saya katakan akan beresonansi dengan begitu banyak--ibu baru dan yang lebih tua, dengan caranya sendiri, menderita secara diam-diam," jelasnya.
Meghan menulis, balasannya yang tidak langsung sepertinya memberi izin pada orang-orang untuk mengatakan kebenaran mereka. "'Terima kasih sudah bertanya,' kata saya. "Tidak banyak orang yang bertanya apakah saya baik-baik saja'."
"Duduk di ranjang rumah sakit, menyaksikan hati suami saya hancur saat dia mencoba memegang kepala saya, saya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mulai sembuh adalah dengan bertanya, 'Anda baik-baik saja?
Seorang juru bicara Istana Buckingham sempat buka suara soal keguguran yang dialami Meghan, "Ini adalah masalah yang sangat pribadi yang tidak akan kami komentari."
Tulisan yang berisi curahan hati Meghan itu berjudul The Losses We Share. Ia merefleksikan pentingnya menjangkau orang lain, terlepas dari banyaknya perbedaan.
"Kehilangan seorang anak berarti membawa kesedihan yang hampir tak tertahankan, dialami oleh banyak orang, tetapi dibicarakan oleh sedikit orang. Dalam kepedihan karena kehilangan kami, saya dan suami menemukan bahwa di kamar yang terdiri dari 100 wanita, sepuluh hingga 20 di antaranya mengalami keguguran," tulisnya.
"Namun terlepas dari kesamaan rasa sakit yang mengejutkan ini, percakapan tetap tabu, penuh dengan rasa malu (tidak beralasan), dan melanggengkan siklus berkabung sendirian," lanjutnya.
Advertisement