Liputan6.com, Jakarta - Masih dalam momen mendukung produk asli Indonesia, inisiasinya jangan sampai mengecualikan buah nusantara. Sebagaimana sektor lain, penyesuaian dalam distribusi buah lokal pun terjadi di masa pandemi corona COVID-19.
Menurut Kukun Sutardjana, Chief Marketing Officer Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas), dua bulan awal periode krisis kesehatan global, pencarian buah dan sayur secara daring meningkat tajam.
"Sekarang sudah mulai kembali normal," katanya lewat video chat dengan Liputan6.com, Rabu, 25 November 2020.
Advertisement
Baca Juga
Sementara soal produksi, ia mengatakan tak ada perubahan berarti dari para petani. Agustus kemarin, selama kurang lebih sebulan, pihaknya telah menyelenggarakan Gelar Buah Nusantara demi memperkenalkan sekaligus meningkatkan kesadaran publik membeli buah lokal.
Pada penyelenggaraan ke-5 tahun ini, kata Kukun, acara tersebut tak lagi digelar offline, mengingat kondisi tak memungkinkan. Sebagai ganti, acara tahunan tersebut hijrah ke digital.
Edukasi untuk membeli buah nusantara terus dilakukan, mengingat poin krusialnya berada pada mengubah perspektif khalayak. "Karena tak cuma soal siapa yang bagus. Buah lokal dan impor punya segmentasi masing-masing," ucapnya.
Ia mengaku produk buah impor memang lebih menarik secara penampilan, namun soal rasa, buah lokal dinilai justru lebih menggoda. Pasalnya, Indonesia adalah negara tropis yang dianugerahi tanah subur. Kualitas tanah tersebut punya andil krusial dalam menentukan rasa buah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Siapa Bilang Kualitas Buah Lokal Tak Premium?
Kendati demikian, Kukun menjelaskan, buah nusantara dengan penampilan menarik sebenarnya tersedia, tinggal disesuaikan saja dengan daya membeli masyarakat. Soal kualitas buah, sebenarnya terbagi jadi A, B, C, dan D.
Karena bermain di pasar induk, pihaknya punya fungsi strategis mengetahui informasi pasar, baik langsung dari petani maupun pembeli. Ketersediaan buah pun secara tak langsung akan memenuhi permintaan pasar.
Dengan tingginya permintaan, menurut Kukun, petani secara bertahap akan memperbaiki kualitas buah lokal. Di sisi lain, edukasi untuk mengonsumsi buah imperfect pun terus digaungkan.
"Yang harus digarisbawahi, buah imprefect itu bukan reject. Mereka cuma kurang menarik secara penampilan. Tapi, soal rasa dan nutrisi sebenarnya sama saja," Kukun menuturkan.
Pengenalan buah nusantara, selain menyelenggarakan Gelar Buah Nusantara setiap tahun dan membuat situs web acara tersebut untuk informasi lebih lanjut, Paskomnas juga menggagas lini bisnis carisayur.com.
Layanan daring ini ditargetkan untuk para ibu muda berusia 25--35 tahun. "Dengan tahu makin banyak variasi buah nusantara, publik otomatis akan teredukasi dan paham bahwa kualitas buah lokal juga bisa premium," katanya.
Yang sedang gencar dikenalkan lewat carisayur.com adalah pisang rojo temen asal Magelang, Jawa Tengah. "Rasanya enak, manis. Penampilannya juga gagah," katanya.
Kemudian, pihaknya juga akan coba mengenalkan labu, serta menambah salad dengan varian cukup lengkap. "Bila diolah dengan benar, buah lokal juga bisa diubah jadi makanan berkualitas bagus," imbuh Kukun.
Advertisement
Jangan Sampai Hilang
Tak semata edukasi publik, pihaknya juga berusaha merangkul para petani. Pembinaannya mulai dari bantuan pemilihan lahan, memilih benih, sampai proses panen. "Tentu hasil panen akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kualitasnya mesti setara ekspor," ucap Kukun.
Upaya demi upaya secara konstan terus dilakukan agar buah nusantara merajai negeri sendiri. Selama penyelenggaraan Gelar Buah Nusantara, Agustus lalu, pihaknya mendapati temuan menarik.
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, mereka mengadakan kuis interaktif tentang buah nostalgia masa kecil yang sekarang sudah sulit didapatkan. "Dari situ kami tahu ternyata banyak juga yang sudah menghilang. Supaya tak berlanjut, pengenalan agar terus ada permintaan ini jadi penting. Petani pasti tidak mau membudidayakan kalau tak ada permintaan pasar," ungkapnya.
Soal jenis tanaman buah yang ramah pemula, Kukun mengucap mangga. "Mangga, jenis apa pun, bisa tumbuh di tanah marginal atau tanah kurang subur. Tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Saya pikir, pemula bisa memulai dari mangga," tandasnya.
Cara Aman Pesan Makanan via Online dari COVID-19
Advertisement