Sukses

Halima Aden Putuskan Pensiun dari Dunia Fesyen demi Agama

Di dunia fesyen, Halimah Aden menata hijabnya dengan cara yang ia rasa mengkhianati nilai-nilainya.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari dunia fesyen. Model muslimah Halima Aden putuskan mundur dari dunia fesyen dan berhenti dari runway sepenuhnya setelah merasa tertekan mengompromikan keyakinan agama yang ia peluk.

Halima Aden merupakan keturunan Somalia-Amerika, lahir dan dibesarkan di kamp pengungsi Kakuma di Kenya, sebelum pindah bersama keluarganya ke AS pada 2004 pada usia tujuh tahun. Setelah proses pemeriksaan selama satu dekade, keluarganya bermukim kembali di St. Louis, Missouri.

Aden mengatakan ia mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya di AS dan merindukan rumahnya di Kakuma. Namun, hidupnya berubah pada 2016 ketika ia menjadi kontestan pertama yang mengenakan hijab dan burkini di kontes Miss Minnesota USA. Aden berhasil mencapai semifinal dalam kompetisi itu.

Model pertama yang mengenakan hijab dan burkini dalam edisi pakaian renang Sport Illustrated itu mengunggah lewat akun Instagramnya yang mengungkapkan kesulitan yang ia hadapi dalam "kekacauan beracun yang disebut mode," seperti kutip dari laman CNN, Kamis, 26 November 2020.

Dalam unggahannya itu, hijaber ini menceritakan meninggalkan salat, mengenakan pakaian yang tidak nyaman, dan menata hijabnya dengan cara yang ia rasa mengkhianati nilai-nilainya.

"Mereka bisa meneleponku besok dan bahkan untuk 10 juta dolar AS, aku tidak akan pernah mengambil risiko mengorbankan hijabku lagi," tulisnya. Aden juga berjanji untuk tidak pernah ambil bagian dalam peragaan busana atau bepergian selama bulan-bulan mode lagi, menambahkan bahwa "dari sanalah semua energi buruk berasal."

Dalam dunia fesyen, Aden telah mendobrak banyak batasan dalam karier modelingnya. Ia adalah perempuan berhijab pertama yang muncul di sampul Vogue Inggris dan merupakan bagian dari sampul hijabi grup pertama Vogue Arabia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Penyesalan-Penyesalan Halima Aden

Namun, pekerjaan dan kegembiraannya dicap sebagai perintis, menyebabkan Halima Aden merasa melupakan keyakinannya, katanya. Ibu Aden telah lama mendorongnya untuk meninggalkan dunia fesyen, tetapi tidak sampai pandemi Covid-19, yang mendorong model ini untuk tinggal di rumah dan mengambil istirahat dari industri fesyen, ia "akhirnya menyadari di mana kesalahanku," ia menulis.

Di antara kampanye yang ia nyatakan penyesalannya adalah pemotretan untuk jilbab denim pertama American Eagle. "Mengapa aku mengizinkan mereka mengenakan jeans di kepalaku, padahal pada saat itu aku hanya pernah mengenakan rok dan gaun panjang?" ia menulis. "Aku sangat putus asa saat itu untuk 'representasi' apa pun sehingga aku kehilangan kontak dengan aku yang sebenarnya."

Aden juga mengunggah gambar dari pemotretan untuk majalah Glamour pada 2017 yang menunjukkan dirinya dengan balutan hijau di bawah hijab dan bulu di lehernya. "Aku kembali ke kamar hotelku dan hanya terisak-isak setelah syuting ini karena jauh di lubuk hatiku tahu ini bukan aku. Tapi terlalu takut untuk berbicara," tulisnya. "Juga perjuangan yang sangat umum ketika Anda yang PERTAMA melakukan sesuatu." American Eagle dan Glamour tidak segera menanggapi permintaan komentar CNN.

Ia juga menunjuk ke sejumlah pemotretan lainnya di mana, meskipun kepalanya tertutup, syal tak menutupi dadanya atau ditata sedemikian rupa sehingga tak terlihat. Pemotretan ini "pada dasarnya menghapus hijabku sepenuhnya," katanya.

Meski menyesal, Aden menunjuk sejumlah pemotretan yang menurutnya dilaksanakan dengan penuh hormat, seperti foto sampul Vogue Arabia bersama dua model hijab hitam lainnya, Ikram Abdi Omar dan Amina Adan. Ia tidak sepenuhnya meninggalkan mode, katanya, melainkan menjelaskan kondisi bagi mereka yang berharap untuk mempekerjakannya.

"Jika hijabku tidak bisa terlihat seperti ini - aku tidak muncul," tulisnya di bawah fotonya dengan hijab tanpa hiasan yang menutupi dada dan bahunya. Di bawah foto lain, memperlihatkan hijab penuh, scarf dan dada serta bahu tertutup, ia menulis, "Ini adalah standar ke depan jika Anda ingin bekerja denganku. Benar atau jangan datang sama sekali. Tidak kurang, tidak lebih. "

"Ruang-ruang ini selalu didominasi warna putih," tambahnya. "Jadi, Anda sudah dirugikan karena hanya menjadi ANDA di tempat kerja yang tidak pernah mempertimbangkan seseorang dengan latar belakang Anda. Kami tidak bisa menyerah, tetapi ada baiknya untuk tetap waspada."

3 dari 3 halaman

Nyaman Pakai Masker