Sukses

Napas Keberlanjutan Membalut Koleksi 3 Kesatria di Puncak JFW 2021

Tak hanya soal keberlanjutan, ketiga kesatria di Dewi Fashion Knights JFW 2021 membawa filosofi mendalam dalam setiap karya.

Liputan6.com, Jakarta - Deretan koleksi ketiga kesatria Dewi Fashion Knights (DFK) jadi penutup yang manis dalam puncak Jakarta Fashion Week (JFW) 2021, Minggu malam (29/11/2020). Para kesatria itu meliputi Chitra Subyakto, Lulu Lutfi Labibi, serta Toton Januar.

Berbeda dari gelaran sebelumnya, pekan mode bergengsi di Tanah Air tersebut di 2020 digelar secara virtual di JFW.TV. Show pamungkas ini dimulai dengan peragaan busana Sejauh Mata Memandang oleh Chitra Subyakto.

Sebelum memasuki runway, Sejauh Mata Memandang mengemas peragaan dengan konsep dengan latar berada di sebuah lokasi pengolahan tekstil. Para model berlenggak-lenggok di antara jejeran lampu yang menerangi ruang dan gulungan benang besar.

Tak lama, show kembali ke runway di ruangan dengan pilar-pilar besar di kiri-kanannya. Momen ini menjadi kali kedua Sejauh Mata Memandang didapuk sebagai salah satu DFK dengan mengusung koleksi yang terinspirasi dari proses daur dan napas keberlanjutan di dalamnya.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, koleksi ini tercipta dari bahan kain yang tak terpakai dan terbuang. Karya-karya tersebut berjalan seiring bersama kampanye Sejauh Mata Memandang yang konsisten dalam pelestarian lingkungan hidup.

Adapun bahan-bahan yang digunakan terdiri atas daur sisa produksi sebelumnya, kain yang tidak terpakai, limbah pra-konsumsi kain sisa konveksi yang juga tak terpakai. Ditambah pula detail-detail ciri khas yang melekat pada Sejauh Mata Memandang.

Sebanyak 11 look dihadirkan, terwujud dalam rok lilit, kemeja, kebaya, celana, ragam aksesori dan tas kain multifungsi yang dapat diubah jadi selendang, serta tas selempang dan tas pinggang.

Koleksi Sejauh Mata Memandang yang ditampilkan di JFW 2021 ini turut diselaraskan dengan keadaan alam serta menjadi jawaban pasar ritel di kala pandemi. Label lokal ini turut menggandeng Pable, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah tekstil pra-produksi menjadi bahan yang bisa dipakai kembali.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Selipan Puisi hingga Narasi Lulu Lutfi Labibi

Lulu Lutfi Labibi menyisipkan esensi terkait literasi serta sastra dalam koleksi teranyar DFK di JFW 2021. Hal tersebut bertindak sebagai pijakan dalam membangun narasi rancangan.

Menurut siaran pers, perancang asal Yogyakarta ini turut menyertakan petikan puisi dari Joko Pinurbo yang berkisah mengenai sandang menjadi ruh dalam bertutur untuk mengungkap pesan spiritual yang terwujud dalam tindakan keseharian.

Ada dua petikan puisi dari Joko Pinurbo yang menginspirasi lahirnya koleksi ini. "Kebahagiaan saya terbuat dari kesedihan yang sudah merdeka," serta "Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri".

Selain itu, puisi Joko Pinurbo juga jadi landasan utama dalam koleksi yang diberi tajuk "Sandang Hening Cipta". Karya ini dirangkai dalam balutan material katun putih dan hitam polos, tenun lurik, siffone georgette, dan tenun perca yang dibuat dengan mesin tradsional.

Koleksi tersebut turut memaknai bagaimana kebutuhan berpakaian yang cukup. Disuguhkan lewat pola cutting simpel dan basic, seperti mengolah kebaya kutubaru yang dapat dimanfaatkan dalam ragam kesempatan.

3 dari 4 halaman

Merajut Lampau ala Toton

Koleksi Toton Spring/Summer 2021 refleksi renungan dari pemikiran sistem kepercayaan di Tanah Air. Berdasarkan siaran pers, sebagai bangsa yang tumbuh dalam keberagaman adat istiadat, Indonesia juga memiliki sejarah cara melihat spiritual yang kaya.

Arca-arca peninggalan agama Hindu dan Buddha yang penuh makna menjadi aspek yang menginspirasi karya ini. Tak hanya sebagai simbol keagamaan, namun juga jadi media sejarah refleksi doa dan harapan.

Hal itu diwujudkan dalam perisai paper clay buatan tangan serupa pahatan arca yang dipadankan dengan terjemahan siluet pakaian adat Aceh dan Sulawesi Selatan. Selain itu, ada pula merajut lampau dari sisa bahan neoprene dari SS16, renda motif kawung dari SS17, lurik dari FW17, bahan dengan teknik pleats dari FW18 dan bahan organza berbordir hasil pengembangan untuk koleksi yang baru saja lalu.

Sentuhan macrame yang sempat ditampilkan di SS16 kembali diolah dalam beragam bentuk. Termasuk aksesori dari ukiran kayu yang kerap hadir di koleksi-koleksi sebelumnya. Pemakaian limbah denim sebagai upaya lebih ramah lingkungan juga masih terus dieksplorasi.

4 dari 4 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19