Sukses

Dampak Libur Panjang dan Kerumunan Orang, Kasus Positif Corona Covid-19 Pecah Rekor Tertinggi

Ada penurunan kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan, termasuk di sejumlah tempat wisata saat libur panjang.

Liputan6.com, Jakarta -  Masa libur panjang cuti bersama pada akhir Oktober dan awal November lalu ternyata berdampak pada kenaikan kasus positif corona Covid-19 di Indonesia.

Hal itu dikatakan Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satgas Penanganan Covid-19 Andre Rahadian dalam live streaming Bincang Editor bertema 'Lonjakan Covid-19, Kerja Relawan Sia-Sia?' pada Senin (30/11/2020).

Pada Minggu, 29 November 2020, ada penambahan lebih dari 6.200 kasus positif Covid-19. Jumlah ini menjadi rekor baru karena tercatat paling banyak sejak diumumkan kasus Corona di Indonesia pada awal Maret 2020. Menurut Andre, ada indikasi penurunan kepatuhan baik dalam memakai masker maupun mejaga jarak, termasuk di sejumlah tempat wisata pada akhir Oktober lalu dan kerumunan orang di Jakarta dan Jawa Barat sekitar dua pekan lalu., namun kasus terbanyak terdapat di Jawa Tengah.

"Kalau kata beberapa relawan kita, tidak semua orang yang positif tahu di mana mereka terpapar virus, bahkan sekitar 15-16 persen yang terkena adalah orang-orang yang selama pandemi ini tak pernah keluar rumah sebelumnya," ungkap Andre.

"Dari hasil liburan panjang dan cuti bersama pada Oktober sudah terlihat peningkatan kasus positif corona di tempat-tempat wisata. Begitu juga saat kerumunan banyak orang di Jakarta, bandara dan di Jawa Barat sekitar dua minggu lalu," sambungnya.

Andre menambahkan, peningkatan kasus terjadi karena makin banyak yang mengikuti uji yang sayangnya juga diikuti peningkatan kasus positif Covid-19. Ia pun memaklumi kalau banyak yang kecewa dengan kejadian ini, bukan hanya para relawan, tapi juga mereka yang selama ini rela lebih banyak berada di rumah saja.

Dalam kesempatan itu, Andry Haryanto, Redaktur Pelaksana Liputan6.com dan Amelia Ayu Kinanti selaku Pemimpin Redaksi Fimela.con, menanyakan apa saja yang harus diantisipasi aga tak terjadi kasus serupa saat liburan Natal dan Tahun Baru nanti.

"Libur panjang dan cuti bersama kan kabarnya mau dipangkas, tapi kabarnya 75 persen orang Jabodetabek akan tetap liburan akhir tahun ke berbagai tempat wisata. Nah, ini bagaimana kita bisa mengantisipasi kejadian pecah rekor seperti sekarang ini bisa dicegah," ucap Andry.

"Bagaimana juga cara mencegah melonjaknya kasus positif Covid-19 tapi tidak mematikan atau membuat dunia pariwisata kita terpuruk?" timpal Ayu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Tempat Wisata yang Sepi

Peraturan soal protokol kesehatan di tempat-tempat wisata termasuk hotel dan restoran, menurut Andre semuanya sudah jelas dan telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Kesehatan.

"Mungkin kita usahakan penyebaran informasinya lebih masif lagi termasuk melalui media, apalagi jelang liburan panjang akhir tahun ini. Bagaimana kita berada di tempat wisata, di hotel dan di restoran mungkin harus diingatkan lagi harus seperti apa," kata Andre.

"Sebenarnya protokol kesehatan sudah banyak dijalankanm tapi ada juga petugas atau pelayan restoran yang cara pakai maskernya tidak benar atau tidak pakai sarung tangan, ya ini harus diingatkan terus," tambahnya.

Andre juga berharap pemerintah provinsi atau daerah bisa lebih tegas lagi dalam menerapkan protokol kesehatan. Saat ini, ia mengatakan pemerintah daerah (pemda) sudah lebih tegas terutaa kalau ada kerumunan orang dan diharapakan bisa konsisten saat liburan panjang nanti.

"Tentang pariwisata, tentunya kita mendukung pariwisata kita, tapi usahakan jangan pergi atau liburan ke tempat wisata yang penuh atau banyak orang. Kalau penuh cari tempat lain yang lebih sepi dan kalau tidak ada juga ya lebih baik pulang dan liburan di rumah saja," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Libur Panjang dan Potensi Klaster Covid-19