Sukses

Pentingnya Keterbukaan Informasi di Tengah Pandemi

Masih banyak masyarakat yang sulit membedakan berita bohong atau palsu dengan berita yang benar.

Liputan6.com, Jakarta – Pentingnya keterbukaan informasi sangatlah diperlukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Semakin masifnya peredaran berita hoaks di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak. Masih banyak masyarakat yang sulit membedakan berita bohong atau palsu dengan berita yang benar.

Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika Bidang IKP, Transformasi Digital, dan Hubungan Antar Lembaga, Niken Widiastuti mengatakan, di tengah masifnya penyampaian informasi saat ini, pihaknya terus berupaya agar masyarakat itu mendapatkan informasi yang jelas dan benar, bukannya berita hoaks.

"Karena kalau tidak mendapatkan informasi yang benar, bisa saja kemudian terjadi adanya hoaks di tengah masyarakat padahal informasi itu bukan informasi yang benar. Kemudian komunikasi ini diarahkan kepada upaya-upaya pemerintah dalam menunjukan kesejahteraan umum, dan komunikasi yang diarahkan pada upaya-upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," terang Niken dalam seminar dengan tema “Komunikasi Publik Di Era Globalisasi” yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika secara daring, Jumat (4/12/2020).

Ia menambahkan, pemerintah selalu mengupayakan komunikasi yang tepat dan terbuka, dalam usaha ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia berdasarkan keadilan dan perdamaian abadi dalam bingkai NKRI.

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, Rizki Aulia Rahman Natakusumah mengatakan, Pemerintahan Joko Widodo saat ini sedang bergegas membangun infrastruktur digital di pelosok-pelosok negeri . Tapi yang diprioritasakan oleh Presiden Jokowi adalah yang terluar, seperti daerah Papua, NTT, dan lainnya. Maka, informasi sangatlah dibutuhkan saat ini agar dapat diterima di seluruh pelosok negeri.

"Kita suport visi pemerintah untuk membangun akses telekomunikasi dan teknologi di pelosok sana di pelosok-pelosok negara tapi tentu masyarakat yang hanya 2 jam jaraknya dari ibu kota juga berhak mempunyai akses terhadap teknologi telekomunikasi dan digitalisasi tersebut," kata Rizki.

Menurutnya, nanti masyarakat bisa dengan mudah mengakses informasi dan internet di rumahnya masing-masing."Saya tekankan semangat persatuan untuk menjaga kekompakan terutama di era pandemi covid-19," ujarnya.

Sementara itu, dalam webinar itu juga turut dibahas cara membedakan berita benar atau hoaks. Intan Imelda sebagai influencer menekankan pentingnya pemeriksaan dan verifikasi asal muasal berita sebelum ditelan mentah-mentah. Masyarakat juga dituntut bijak agar tidak langsung menyebarluaskan berita tanpa tahu kebenarannya.

"Biasanya ketika kita menerima berita untuk mengecek itu berita asli atau tidak kita langsung cek kepada narasumbernya terus kevalidan terhadap gambar tersebut seperti apa, apalagi sekarang dari Kominfo kita bisa mengecek ke Kominfonya langsung. Saya yakin bakal membagikan info yang sangat valid tentunya untuk kita tidak mudah menyebarkan hoaks," ujar Imelda.

"Karena kita tahu berita hoaks itu kalau sudah tersebar ke satu itu tidak akan sulit untuk dihentikan apalagi kepada kita jadi saya mengedukasinya bahwa untuk selalu menyaring informasi yang telah kita dapatkan selalu memproses kembali apa itu yang frasa nya sangat sensitif.

Saya yakin untuk anak muda tentunya ya menyampaikan kepada orang tua ini jadi jangan sampai termakan isu hoaks yang akhirnya apapun yang mau disampaikan itu menjadi tanggung jawab kita," kata Imelda.