Sukses

Ragam Inovasi Industri Desain Arsitektur yang Mengubah Dunia

Dengan keunggulan yang ditawarkan, teknologi VR membantu dan bahkan mempercepat kerja desainer serta arsitektur.

Liputan6.com, Jakarta – Dalam beberapa tahun mendatang, rekor menara tertinggi di dunia sepertinya akan berpindah tangan. Dengan tinggi mencapai 1.000 meter (1 kilometer), Menara Jeddah atau Jeddah Tower yang berada di Arab Saudi akan mengalahkan Burj Khalifa (828 meter) yang berlokasi di Dubai, Uni Emirat Arab.

Proyek tersebut dinilai menjadi lompatan besar yang pernah terjadi di dunia desain arsitektur. Pasalnya, bangunan ini akan menjadi observatorium tertinggi di dunia dan memiliki balkon outdoor berdiameter 98 kaki.

Dalam mendesain keajaiban modern tersebut, para arsitek dan desainer membutuhkan kemampuan andal agar bisa mengintegrasikan inovasi-inovasi teknologi terdepan. Selain itu, dibutuhkan pula kolaborasi digital di seluruh tim agar kerja tetap optimal.

Setidaknya, terdapat lima inovasi teknologi yang mengubah wajah industri desain arsitektur di masa kini. Untuk tahu lebih mendalam, simak ulasan lengkap yang disadur dari RuangArsitek.ID rangkum dari buku Reaching Beyond: The innovations driving the next wave of high rise berikut.

Teknologi Virtual Realty

Sesuai namanya, virtual reality (VR) atau realitas virtual adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan melalui komputer. Inilah yang kemudian menjadi salah satu teknologi andalan dalam merancang sebuah bangunan.

Tak hanya itu, teknologi VR juga bisa digunakan untuk presentasi kerangka desain, membuat maket desain awal (mock up), kolaborasi proyek antar-stakeholder, dan finalisasi desain bangunan. Dengan keunggulan yang ditawarkan, teknologi VR membantu dan bahkan mempercepat kerja desainer serta arsitektur.

Misalnya, ketika desainer ingin melakukan render beberapa desain, seperti mengatur pencahayaan dan tata letak bangunan, mereka bisa mengerjakannya secara real time. Jelas ini berbeda dengan teknologi komputer 3D yang harus memakan waktu lebih lama untuk melakukan render pada desainnya.

Inovasi bahan material berkelanjutan

Konstruksi yang baik tak hanya mengunggulkan teknologi dalam pembangunannya, tetapi juga yang memberikan efek berkelanjutan ( sustainable). Pasalnya, industri konstruksi memiliki pengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di sekitarnya.

Ketiga aspek tersebut perlu diutamakan sehingga pembangunan tidak mengorbankan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu yang menjadi kunci mewujudkan hal ini adalah penggunaan bahan material berkelanjutan.

Seorang arsitek, Andrew Waugh dari Waugh Thistleton Architects mengatakan, penggunaan kayu laminasi silang (cross-laminated timber) bisa dijadikan pilihan untuk membuat bangunan yang baik bagi lingkungan sekaligus juga menarik.

Selain itu, teknologi pengolahan energi dalam suatu bangunan pun harus diperhatikan. Gedung pencakar langit masa depan harus mampu memiliki sistem untuk mendaur ulang limbah yang dihasilkan, menampung air hujan untuk dimanfaatkan, atau mengolah limbah organik menjadi energi berkelanjutan.

Tiga inovasi lainnya Selain teknologi VR dan bahan material berkelanjutan, ada tiga inovasi lainnya yang memengaruhi wajah industri desain arsitektur masa depan, di antaranya teknologi building information modeling (BIM), simulasi digital dan zonasi 3D, serta solusi pencetakan dan kolaborasi digital.

Untuk mengetahui lebih detail tentang inovasi tersebut, Anda bisa mengunduh e-book berjudul Reaching Beyond: The innovations driving the next wave of high rise secara gratis di tautan ini. Di buku itu, Anda juga bisa mendapatkan informasi seputar pembangunan gedung-gedung pencakar langit di dunia yang telah mengaplikasikan lima inovasi tadi.

Video Terkini